Amerika Serikat adalah negeri tempat kita banyak belajar. Para politisi, ekonom dan banyak disiplin ilmu kita belajar di sana. Para dosen dan birokrat kita juga belajar beragam ilmu di Amerika dan sepulangnya umumnya mengembangkan ilmunya tadi.
Walhasil Amerika banyak menjadi idola dalam penegakan HAM, demokrasi, teori dan praktik ekonomi dan sebagainya. Makanya banyak dari negeri lain berlomba lomba mengirimkan orang orangnya ke Amerika, termasuk China sekalipun.
Tapi seiring berjalannya waktu, idola Amerika ini memudar. Dimulai dari penegakan dan pelaksanaan HAM yang Amerika tidak konsekuen sehingga disebut sebagai negara dengan double standard lebih lebih bila pelanggarannya itu untuk kepentingan atau berhubungan dengan Israel. Disini reputasi Amerika sebagai sang guru mulai menurun dan kehilangan kredibilitasnya.
Tapi hal ini belum menggoyahkan sang guru ini dari tempat menimba ilmu ekonomi sampai sang guru benar benar sudah kalap dan menghalalkan segala cara dalam mempraktikkannya.
Sehingga meninggalkan sendiri apa yang diajarkannya termasuk persaingan bebas. Amerika bahkan marah pada negeri negeri yang menjalankan QRIS atau sejenisnya yang katanya merugikan Mastercard/ Visacard yang berpusat di Amerika Serikat. Bukankah itu lebih efisien dan efektif sebagaimana yang diajarkan di perguruan2 Amerika Serikat dan dijalankan di masyarakat Amerika sendiri. Pokoknya harus berinovasi, lebih murah, lebih cepat, mampu bersaing dan sebagainya seperti yang diajarkan sang guru pada kita. Demikian juga sewaktu Amerika mengajarkan globalisasi perdagangan. Namun ketika globalisasi merugikan Amerika sendiri karena kalah bersaing, ajaran globalisasi juga diingkarinya.
Oh sang guru, kenapa kau kini jadi kiai Jarkoni, “iso ngajar ora iso nglakoni “ seperti lelucon di kampungku. Amerika kini benar benar bukan guru yang baik jadi perlu dijauhi dulu.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #