JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dua pekan sudah Hasan Nasbi memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden alias Presidensial Communication Officer (PCO). Wakil Ketua Komisi XIII Andreas Hugo Pareira berharap pengganti Hasan Nasbi tak hanya andal dalam mengelola strategi komunikasi Istana, tapi juga memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu-isu hak asasi manusia (HAM).
"Posisi ini harus diisi oleh orang yang memiliki kepekaan tinggi terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia, termasuk perlindungan terhadap hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh," kata Andreas Hugo Pareira, Senin (5/5/2025).
Kepala PCO yang baru dinilai perlu memiliki pandangan yang sejalan dengan prinsip negara hukum dan penghormatan terhadap HAM. Sebagai pemimpin jubir Istana, kata Andreas, PCO harus menjadi representasi presiden untuk mengkomunikasikan kepada publik informasi yang dikehendaki oleh kepala negara.
"Untuk itu, jubir harus memahami persis hal-hal apa yang dikehendaki oleh Presiden untuk dikomunikasikan dan apa yang tidak untuk dikomunikasikan. Maka, kantor komunikasi harus benar-benar memahami berbagai arus informasi di dalam dan isu yang berkembang di luar," tutur Legislator dari Dapil NTT I itu.
"Sehingga bisa secara elegan menyampaikan informasi keluar dan merespons berbagai isu yang berkembang diluar," imbuh Andreas.
Seperti diketahui, Hasan Nasbi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala PCO setelah mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Sekrestaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Senin (21/4). Dia mengungkapkan alasannya mengundurkan diri karena ada sesuatu hal yang tak bisa diatasi.
Selama berkiprah sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi menuai sejumlah kontroversi. Salah satunya adalah respons dirinya ketika ditanya ihwal kiriman kepala babi terhadap jurnalis Tempo. Saat itu, kasus tersebut menjadi perhatian masyarakat karena dianggap sebagai intimidasi terhadap kemerdekaan pers.
Hasan Nasbi yang ketika itu dimintai pendapatnya terkait teror kepala babi pada Tempo merespons dengan santai yakni agar kepala babi itu dimasak saja. Respons Hasan Nasbi menuai kritikan publik dan sejumlah tokoh, bahkan Presiden Prabowo juga menegur Hasan Nasbi.
Andreas sendiri pun sudah pernah mewanti-wanti Hasan Nasbi untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terbuka. Kala itu, pimpinan Komisi HAM DPR ini menyebut pernyataan Hasan soal kepala babi arogan dan tak sensitif terhadap HAM.
Menurut Andreas, pernyataan Hasan soal teror kepala babi kepada jurnalis membuat publik mempertanyakan komitmen pemerintah dalam menjamin keamanan dan kebebasan berekspresi. Ia juga pernah mengimbau Hasan untuk meminta maaf.
Sementara Prabowo mengakui adanya kelalaian dalam penanganan isu teror terhadap pers dan menyebut respons Hasan sebagai bentuk keteledoran. Kini, Juru Bicara Presiden dipegang oleh Mensesneg Prasetyo Hadi sebelum ada keputusan terkait Kepala PCO baru.
Dengan tantangan komunikasi kompleks, Andreas sebagai wakil rakyat menyebut publik berharap Prabowo menunjuk sosok yang tidak hanya loyal secara politik, tetapi juga visioner secara etika dan menjaga marwah demokrasi.
"Presiden Prabowo sangat tahu siapa yang tepat untuk posisi ini. Saya percaya beliau akan memilih sosok yang tidak hanya sambung pikirannya, tapi juga satu nafas dalam memahami misi besar pemerintahan ini," tutup Andreas.