JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR Puan Maharani mendorong peningkatan layanan bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) dalam penyelenggaraan Ibadah Haji 2025. Ia mengimbau Pemerintah memastikan perlindungan terhadap kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas dioptimalkan di tengah kompleksitas sistem penyelenggaraan haji.
"Kita ketahui bersama, pelayanan bagi kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas dalam pelaksanaan Ibadah Haji menjadi tantangan tersendiri. Kami berharap Pemerintah memastikan pelayanan maksimal bagi jemaah haji lansia dan disabilitas," kata Puan, Senin (19/5/2025).
Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), sebanyak 101.678 jemaah haji Indonesia telah tiba di Tanah Suci. Kurang lebih 21.930 atau hampir 22 persen di antaranya adalah jamaah lansia.
Puan mengingatkan kepada para petugas haji untuk menjamin keamanan dan kenyamanan jemaah haji lansia dalam melaksanakan ibadah haji.
"Para jemaah haji lansia ini cukup besar, jadi harus dipastikan segala kebutuhan mereka terlayani dengan baik. Mereka sudah menunggu antrean puluhan tahun untuk bisa menunaikan ibadah suci," tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Seperti diketahui, banyak jemaah haji lansia bergantung pada kursi roda atau alat bantu jalan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menyiapkan armada bus shalawat inklusif yang ramah bagi lansia dan penyandang disabilitas.
Sebanyak 32 unit bus juga telah disiapkan untuk melayani pergerakan jemaah berkebutuhan khusus dari hotel ke Masjidil Haram. Seluruh bus dilengkapi dengan akses tangga landai, ruang kursi roda, serta fasilitas keselamatan tambahan.
"Memastikan pelayanan yang baik bagi semua jemaah, termasuk kelompok lansia, sudah menjadi tugas penyelenggara ibadah haji," tegas Puan.
Mantan Menko PMK itu pun mendorong PPIH untuk menyiapkan petugas haji dengan pelatihan khusus perawatan lansia. Puan juga meminta agar Kemenag menggandeng Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan pelayanan haji yang inklusif bagi kelompok rentan.
"Seluruh kementerian terkait harus memastikan pelayanan haji terselenggara dengan baik, termasuk bagi lansia dan penyandang disabilitas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Puan mendorong pemerintah menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Arab Saudi agar infrastruktur publik di Mekkah dan Madinah menjadi semakin lebih ramah terhadap lansia dan penyandang disabilitas agar memudahkan jemaah Indonesia.
"Negara harus memastikan hak-hak bagi lansia dapat terpenuhi dan layanan fasilitas selama musim haji ramah bagi lansia dan kelompok rentan lainnya,” terang Puan.
Menurut Puan, kesukseskan penyelenggaraan haji tidak boleh hanya diukur dari lancarnya keberangkatan atau kuota semata, tetapi juga dari sejauh mana perlindungan negara dalam memastikan kenyamanan seluruh jemaah, terutama mereka yang paling rentan.
"Haji yang sukses adalah haji yang memungkinkan setiap jemaah beribadah dengan tenang, aman, dan bermartabat," pungkas cucu Bung Karno tersebut.