JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia), Ir. Ali Wongso Sinaga, menegaskan komitmen penuh organisasinya mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto memerangi korupsi dan berbagai musuh bangsa berupa ancaman sistemik terhadap bangsa negara.
Menurutnya, SOKSI percaya kemauan dan keberanian politik Presiden Prabowo sangat kuat untuk menumpas musuh-musuh bangsa negara kedepan, sehingga visi Indonesia Emas 2045 akan menjadi nyata bukan slogan, tegas politisi senior Partai Golkar itu didampingi Sekjen SOKSI Dr.Iliyas Indra bersama Ketua Depidar SOKSI Sumut Drs Freddy Sembiring, Wabendum SOKSI Ir.Charles Kosasih, Sekretaris SOKSI Sumut Erwin Nasution, Wakil Ketua OKK SOKSI Sumut Firdaus serta para pimpinan teras SOKSI Sumut lainnya kepada wartawan di Medan Sumatera Utara dalam acara syukuran HUT 65 SOKSI dan Launching program 1.000 beasiswa sarjana SOKSI di Sumut , Jumat (24/5).
“Ketua Umum organisasi pendiri Golkar yang lahir dari rahim TNI AD dengan pendiri Mayjen TNI (Pur) Pro.Dr. Suhardiman dan back up penuh Pangad Jenderal TNI (Anm) Achmad Yani di tahun 60 itu memandang bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi lima musuh utama yang sekaligus mengancam negara bangsa ini yaitu : korupsi, mafia sistemik, narkoba, judi online, dan potensi disintegrasi nasional. Ini bukan isu biasa, ini ancaman eksistensial,” ujar Ali Wongso kader senior SOKSI binaan langsung Pendiri SOKSI Mayjen TNI (Pur) Prof.Dr. Suhardiman itu.
Mantan Anggota DPR RI 2009 - 2014 dapil Sumut 3 itu menyoroti bahwa korupsi bukan lagi sekadar penyimpangan individu, tetapi telah menjadi bagian dari sistem kekuasaan gelap yang terorganisasi, termasuk dalam bentuk mafia tanah, mafia hukum dan peradilan, mafia migas dan tambang, mafia pangan, mafia keuangan dan anggaran, mafia proyek negara, mafia narkoba,mafia judol dan kejahatan luar biasa lainnya.
"Bahkan sudah jadi rahasia umum bahwa banyak kasus yang menguap karena jaringan mafia yang mampu membeli sistem. Karena itu SOKSI sangat mengapresiasi kemauan dan keberanian politik kepemimpinan nasional Presiden Prabowo dan mendorong pembenahan menyeluruh- Kejaksaan, TNI, Polri, dan semua institusi hukum agar dapat bersinergi optimum dalam semangat bersih-bersih nasional tanpa pandang bulu, serta berharap akan adanya audit disertai pemantapan sistem hukum yang mendukung pemberantasan korupsi dan musuh-musuh negara bangsa kedepan,” katanya.
Mantan Ketua DPP Partai Golkar tiga peeriode itu juga menyoroti fenomena maraknya narkoba dan lebih lagi judol (judi online) yang kian meluas di kalangan kaum muda, ASN, hingga aparat dan masyarakat luas. Menurutnya, dampak sosial dan ekonomi dari praktik ini telah mencapai tahap darurat nasional.
“Narkoba dan Judol bukan sekadar pelanggaran moral dan kejahatan besar, ini instrumen penghancur bangsa. Banyak keluarga yang hancur, anak muda rusak dan yang terlilit utang, dan bahkan ada banyak kalangan yang nekat karena terjerat narkoba dan sistem digital ini. Ini harus dibongkar dan ditumpas sampai ke bandar dan pelindungnya,” tegasnya.
Ali Wongso juga mengingatkan soal ancaman gerakan berpotensi disintegrasi yang menggerogoti fondasi negara bangsa. Potensi separatisme selain primordialisme sempit, intoleransi hingga radikalisme juga harus kita hadapi bersama. SOKSI, kata dia, akan terus berperan aktif dalam pembangunan karakter kebangsaan dan pendidikan ideologis di kalangan generasi muda melalui kaderisasi berbasis Pancasila dan doktrin Karya Kekaryaan.
Sekjen SOKSI Iliyas Indra menambahkan, Indonesia tak boleh rapuh secara moral dan ideologis. Kalau generasi bangsa rusak, maka cepat atau lambat bangsa pasti akan hancur. "SOKSI bersama segenap elemen bangsa harus siap berjuang di garis depan menjaga nasionalisme dan integritas,” ujar politisi Partai Golkar itu.
Sesuai arahan Ketua Umum SOKSI dan hasil Munas XI SOKSI Tahun 2022 di Riau,, kami akan menyusun Roadmap Perjuangan Karya Kekaryaan SOKSI Tahun 2025–2045, sebagai kontribusi konkret mendukung kepemimpinan nasional Presiden Prabowo Subianto terhadap visi besar Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Raya III istilah Pendiri SOKSI Pak Suhardiman.
Dalam peta jalan tersebut, prioritas utama SOKSI adalah system building dan P2KB atau Pendidikan PolitikKader Bangsa yang membentuk para kader bangsa yang bersih, ideologis, berintegritas, bermoral dan berkompeten serta siap mengabdi di segala sektor, kata tokoh pendidikan itu.
Menanggapi adanya ormas yang mirip namanya “DEPINAS SOKSI” melaksanakan “MUNAS XII SOKSI” pada 20 Mei 20225 lalu, Sekjen SOKSI itu menegaskan bahwa itu suatu “manipulasi atas MUNAS DEPINAS SOKSI” ormas mereka.
“Bagaimana mungkin suatu ormas melaksanakan Munas dari Ormas lain? Sebab tidak ada hubungan hukum dan organisatoris antara DEPINAS SOKSI dengan SOKSI. Itu jelas dua ormas yang berbeda. SOKSI itu singkatan dari Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia dan hanya ada satu SOKSI yang diakui oleh Pendirinya secara terdokumen dan hanya ada satu yang badan hukumnya disahkan oleh negara, yaitu kami. Jadi sangat jelas tindakan DEPINAS SOKSI itu pelanggaran hukum yang berarti MUNAS XII SOKSI yang dilaksanakannya adalah illegal," tegasnya.
"Kami SOKSI sudah menggugatnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan melaporkan pelanggaran hukum itu kepada Menteri Hukum RI. Kami percaya Pemerintahan Presiden Prabowo tidak membiarkan adanya ormas-ormas yang melaawan hukum, apakah itu tindakan premanisme jalanan ataupun berdasi seperti “premanisme begal organisasi” dan sebagainya," ujarnya.
Freddy Sembiring Ketua Depidar II SOKSI Sumut menambahkan bahwa Sumatera Utara sebagai salahsatu basis kuat SOKSI siap melaksanakan strategi program arahan Dewan Pimpinan Nasional SOKSI untuk perangi all out lima musuh bangsa negara di Sumut ini. Seiring dengan itu seluruh jajaran SOKSI di Provinsi Sumut siap mengawal program beasiswa dengan target minimal satu orang sarjana SOKSI di setiap desa di Sumut sesuai arahan Ketua Umum SOKSI demi percepatan pembangunan desa di Sumut di masa depan.
Menutup wawancara pers itu , Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI, Ali Wongso Sinaga menegaskan dan mengimbau Presiden Prabowo telah memberi arah dengan keberanian politik untuk mennjemput masa depan Indonesia Emas 2045. Sekarang waktunya seluruh kekuatan bangsa untuk mari bergandengan tangan dengan proaktif memberantas korupsi dan musuh-musuh bangsa negara.
"Bagi SOKSI, jika dimasa lalu kita gigih dan militan melawan PKI, maka kini SOKSI harus gigih dan militan bersama segenap elemen patriotis bangsa mendukung penuh Presiden Prabowo memberantas korupsi dan segala musuh bangsa negara,” pungkas mantan Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar itu.