JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Indonesian Youth SDGs Summit (IYSDGs) 2025 sukses diselenggarakan secara luring oleh Program Studi S1 Ilmu Politik Universitas Bakrie di Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jakarta, pada Sabtu (24/5). Mengusung tema “Future-Ready Cities: Pioneering Sustainable Innovation Through Policy Agenda”, forum ini menjadi momentum penting untuk mendorong kontribusi generasi muda dalam pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan, menjelang target pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tahun 2030.
Lebih dari 400 peserta hadir dalam kegiatan ini, yang didukung oleh Universitas Bakrie, ALIVE Indonesia, Bakrie Sumatera Plantations, VKTR Teknologi Mobilitas, serta berbagai mitra komunitas dan media.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Dudi Rudianto, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie, yang menekankan pentingnya ide-ide inovatif dari pemuda untuk pembangunan kota.
“Jangan remehkan ide sekecil apa pun dari anak muda, karena bisa jadi itulah yang dibutuhkan dunia,” ujar Prof. Dudi.
Ia juga menambahkan bahwa generasi muda memiliki potensi besar dalam merancang ruang terbuka hijau, transportasi inklusif, teknologi ramah lingkungan, hingga gerakan sosial yang berkontribusi pada pembangunan kota.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dr. Ir. Harris Muhammadun ATD, MM, IPU, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), yang menyoroti komitmen DTKJ dan Pemprov DKI Jakarta dalam mencapai SDGs, khususnya poin 9 dan 11, melalui peningkatan mobilitas inklusif dan kesetaraan ruang publik.
Sementara itu, Lady Diandra, Puteri Indonesia Intelegensia 2024, mengajak generasi muda untuk menjadi perancang kebijakan.
“Generasi muda sekarang perlu menjadi desainer kebijakan, aktif mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi. Kita tidak lagi menjadi penonton,” tegasnya.
Sementara, Abdul Rahman Elly, CEO Voltron, yang membahas pentingnya standarisasi keamanan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
Kariyanto Hardjosoemarto, Country CEO Vinfast Indonesia, menekankan peran industri kendaraan listrik dalam menciptakan transportasi inklusif dan ramah lingkungan.
Deliani Siregar dari ITDP memaparkan strategi “Avoid, Shift, Improve” sebagai pendekatan untuk membangun kota yang berkelanjutan melalui perbaikan sistem transportasi publik.
Menurut Deliani, kualitas, integrasi, dan aksesibilitas transportasi publik menjadi kunci keberlanjutan kota, yang berdampak langsung pada kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi masyarakat urban.
Sesi kedua dibuka oleh keynote speech dari Prof. Dr. Ir. Anugerah Widiyanto, Deputi BRIN, yang menekankan bahwa kebijakan pembangunan harus bersifat inklusif, adaptif, dan berbasis riset yang kuat.
Talkshow selanjutnya menghadirkan Refina dari Traction Energy Asia dan Andhika Ajie dari Tim Koordinasi Nasional SDGs Provinsi Jakarta. Diskusi menyoroti pentingnya inovasi kebijakan yang sesuai dengan konteks lokal, termasuk pemanfaatan biofuel dari minyak jelantah sebagai langkah konkret transisi energi.
Sesi ditutup dengan diskusi publik mengenai kebijakan penggunaan angkutan umum bagi pekerja dan isu ketimpangan infrastruktur antarwilayah.
Menutup acara, Dr. Aditya Batara Gunawan, Ketua Program Studi S1 Ilmu Politik Universitas Bakrie, menyimpulkan:
“Kebijakan berbasis data dan partisipasi publik adalah fondasi dari kota yang berkelanjutan. Generasi muda sudah memahami pentingnya data dan memiliki energi besar untuk memberi dampak positif di masyarakat," katanya.
Ia menambahkan bahwa masa depan kota tidak hanya dibangun oleh kemajuan teknologi, tetapi juga oleh tekad generasi muda untuk menciptakan keadilan, keberlanjutan, dan harapan.