
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Perbincangan tentang obat herbal instan kembali meruncing di media sosial. Di satu sisi, ada pengguna yang merasakan manfaatnya secara langsung. Di sisi lain, muncul peringatan keras tentang bahaya salah diagnosis, terutama antara "masuk angin" biasa dengan "angin duduk" yang bisa berakibat fatal.
Di tengah beragamnya pengalaman ini, masyarakat perlu lebih bijak dalam mengonsumsi obat herbal, termasuk atas yang merek yang ternama sekalipun, dan belajar mengenali gejala penyakit yang sebenarnya.
Di platform percakapan online X, dahulu Twitter, sebagian pengguna menuliskan pengalaman menyenangkan mereka mengkonsumsi obat herbal instan untuk mengatasi gejala masuk angin. Akun Twitter @Bsuworo misalnya, berbagi testimoni positif.
"Pengalaman saya minum obat herbal anti masuk angin, apapun mereknya fine fine aja. Bahkan bila kena gejala flu, minum obat masuk angin kemudian istirahat dan langsung sembuh," cuitnya pada 13 November 2025.
Namun, tak semua punya pengalaman yang sama. Ada bahkan yang melontarkan peringatan keras -- yang kemudian menjadi viral.
Akun @starryeiz, misalnya, me-retweet postingan dari @AntoniusCDN yang mengingatkan tentang bahaya salah kaprah antara masuk angin dan angin duduk.
"Seriusan loh ini sih ngeri banget. Kirain Tolak Angin tuh obat aman buat semua keluhan? Eh, ternyata bahaya kalau salah diagnosa," tulis pemilik akun, merujuk ke merek obat instan yang merajai pasar.
Postingan yang di-retweet tersebut merujuk pada sebuah artikel berita yang mengungkap bahaya mengonsumsi Tolak Angin untuk gejala “angin duduk”, sebuah kondisi serius terkait gangguan jantung.
"Asal Main minum Tolak Angin padahal gejalanya serius, bisa fatal. Ingat Tolak Angin bukan obat jantung!” tulis @AntoniusCDN.
Hal serupa diungkap akun @andreawan_. “Penting banget, nih. Mengingatkan kita semua untuk tidak menyepelekan keluhan dan asal minum obat herbal. Risikonya gagal ginjal, bos. Jangan self-diagnose, mending ke dokter!
Artikel dari Kedaipena.com, yang menjadi rujukan perbincangan viral tersebut, juga menyoroti kasus-kasus serupaa di mana gejala yang dianggap masuk angin ternyata adalah GERD atau asam lambung.
Pengalaman sejumlah netizen itu bisa menjadi pelajaran bagi konsumen bagaimana kondisi kesehatan justru memburuk setelah mengonsumsi obat herbal instan.
Sebelumnya, di platform video ternama Tik Tok, akun @mukenxprvqo menulis, "pernah banget kena GERD yang awalnya saya kira masuk angin, kemudian minum Tolak Angin. Buset, rasanya seperti mau gak ada aja. Sakit sekali."
Pengalaman serupa dibagikan oleh @dwie998 yang mengira sakit perutnya adalah masuk angin. "Langsung minum Tolak Angin. eh makin lama makin sakit. Dada sesak, gerak sedikit sakit. Ke klinik langsung, eh tahunya asam lambung naik," tulisnya.
Kisah-kisah serupa menggarisbawahi pesan penting dari para ahli kesehatan, termasuk dr. Ian Elnathan Himawan, Sp.PD dari Halodoc, tentang bahaya “self-diagnosis”. Gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan keringat dingin tidak boleh dianggap remeh.
Menurut dr. Ian Elnathan, langkah terbaik bila konsumen berhadapan dengan gangguan pencernaan yang tidak kunjung membaik adalah segera memeriksakan diri ke dokter.
Dokter, katanya, bisamembantu mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat atas gangguan pencernaan, baik itu untuk GERD, gangguan jantung, atau kondisi medis lainnya. Mengandalkan obat herbal tanpa pemahaman yang benar tentang kondisi tubuh Anda bisa jadi tidak hanya sia-sia, namun juga berpotensi membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.