JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Zainuddin menyesalkan terjadinya insiden Tolikara. Pasalnya, sebelum inisiden ada edaran yang bernada provokatif ditujukan kepada umat Islam agar tidak melakukan ibadah.
"Jika benar surat itu, seharusnya aparat dan intelijen sudah mengantisipasi," ujar Ahmad Zainuddin yang juga Anggota Tim Pengawas Intelijen di Jakarta, Minggu (19/7/2015). Dia berharap kelengahan ini tak terulang lagi.
Ahmad yang juga politisi PKS ini mengingatkan bahwa wilayah Papua merupakan kantong potensi gerakan separatisme. Sehingga aparat keamanan maupun Badan Intelijen Negara (BIN) seharusnya sensitif dan memberikan perhataian.
"Kejadian ini sebaiknya menjadi bahan dasar buat fungsi intelijen, khususnya Kepala BIN baru untuk merancang sistem intelijen yang lebih kokoh," kata Zainuddin. Sehingga sekecil apapun potensi kekerasan bisa dideteksi.
Zainuddin mengungkapkan peran intelijen dari lembaga kepolisian, TNI dan BIN di wilayah yang rentan dengan separatisme harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab insiden kecil akan dibesar-besarkan menjadi sorotan dunia.
"Jangan sampai peristiwa serupa terulang lagi ke depannya di wilayah NKRI ini, khususnya di Papua. Karena banyak pihak asing yang berkepentingan terhadap separatisme dan sumber daya alam di Papua," kata Ahmad Zainuddin.
Zainuddin mendesak agar peristiwa itu diusut tuntas. Para pelaku dan aktor peristiwa ditindak sesuai hukum yang berlaku. Sementara para tokoh agama dan masyarakat di Papua kembali mempererat toleransi antar umat beragama.(ris)