Bisnis
Oleh Bani Saksono pada hari Rabu, 22 Jul 2015 - 08:37:23 WIB
Bagikan Berita ini :

Inilah Tiga Masalah Laten Bus Transjakarta

21bus gandeng-148.jpg
Bus gandeng Transjakarta (Sumber foto : Transjakarta)
Teropong Juga:

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Di Jakarta saat ini terdapat dua jaringan transportasi massal yang diusahakan pemerintah. Yaitu, kereta listrik (KRL) commuter line dan bus Transjakarta. Keduanya kelihatan beradu cepat bagaimana memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada penumpangnya.

"Tapi khusus bus Transjakarta, ada tiga masalah laten yang dari dulu hingga sekarang belum juga mampu diselesaikan," tutur Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas.

Ketiga masalah laten tersebut adalah; kekurangan armada, jalur yang tidak steril, serta kurangnya pasokan bahan bakar gas (BBG). Ketiga masalah
itu berdampak buruk pada pelayanan pada masyarakat penumpang.

Bus yang sedikit menyebabkan waktu tunggu yang lama dan penumpang terpaksa berjubel-jubelan. Jarak tempuh dan waktunya menjadi tak terukur karena jalur busway sering diserobot kendaraan lain. Sedikitnya jumlah SPBG menyebabkan setiap bus harus mengantre lama. Pengaruhnya, hanya
sekitar 75% jumlah armada yang beroperasi di koridor.

Untuk mengurai ketiga masalah tersebut, kata Tyas, sapaan akrab Darmaningtyas, pihak Pemprov DKI Jakarta sebetulnya sudah mencoba memecahkannya dengan mengubah badan pengelolanya. Semula berstatus unit pelayanan teknis (UPT), kini diubah menjadi badan usaha milik daerah (BUMD) berstatus perseroan terbatas (PT).

"Namun, sayang, sudah enam bulan kerja, PT Transjakarta tidak mampu menunjukkan kinerjanya meningkatkan kualitas layanannya," tutur Tyas yang juga ketua bidang advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), saat memimpin diskusi bertajuk "Menyelamatkan Transjakarta Busway", di Jakarta belum lama ini.

Yang terasa idak adil, kata dia adalah penerapan tiket elektronik. Setiap penumpang harus membeli kartu ekektronik seharga Rp 40 ribu yang isinya 20
poin. Bagi yang setiap hari naik Transjakarta, tentu tak masalah.

"Tapi bagaimana jika yang mau naik itu warga miskin dan tidak setiap hari, tapi harus beli tiket Rp 40 ribu?" ujarnya. Padahal, tarif normal tiket Transjakarta hanya Rp 3.500. Itu pun bisa bebas berpindah atau menyambung ke koridor atau jurusan lain. (b)

tag: #Tiga masalah laten bus Transjakarta  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement