JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Sejumlah isu beredar seiring semakin terpuruknya kurs rupiah dan lampu merah hutang luar negeri. Khabarnya pemerintah tengah mencari back up dana segar ke Singapura dan London.
"Harap di cross check dulu yah," ujar seorang sumber, Kamis malam (30/7/2015) di Jakarta. Dia mengaku mendapat informasi tentang langkah pemerintah mencari dana bantuan ke Singapura dan London itu.
Sebelumnya, Presiden Jokowi buru-buru ke Singapura usai menerima PM Inggris dua tiga hari lalu. Apakah benar Presiden Jokowi tengah mencari bantuan dana back up seperti diutarakan sumber tersebut? Belum bisa dipastikan.
Hanya saja, ekonomon Hendri Saparini dua hari lalu mengingatkan peningkatan rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (debt service ratio/DSR). Sebab DSR sudah mencapai 56,08 persen.
"DSR Indonesia di triwulan I 2015 sebesar 56,08 persen sudah mengkhawatirkan dan melampaui batas aman yang ditetapkan IMF," ujar Hendri yang juga Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE).
Senada dengan Hendri, taipan sekaligus Ketua Umum Perindo Harry Tanoesudibyo juga menilai kondisi perekonomian Indonesia berada dala jalur yang membahayakan. Ini diungkapka Harry saat acara buka puasa bersama Perindo pertengahan Juli 2015.(ris)