JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Terjadinya kekisruhan di arena Muktamar NU ke-33 Jumat (31/7/2015) malam yang melibatkan peserta dengan panitia pendaftaran harus direspons secara serius.
Hal tersebut dikemukakan Dewan Presidium Barisan Muda NU Mohammad Amin.
"Registrasi peserta Muktamar NU ke-33 yang berlarut-larut disebabkan oleh panitia muktamar yang meminta peserta untuk mengisi nama-nama AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi) . Ini adalah kesalahan fatal yang menjadi pemicu suasana muktamar menjadi panas dan kacau balau seperti yang terjadi semalam," ungkapnya kepada TeropongSenayan, Sabtu (1/8/2015).
Jadi wajar, lanjut dia, jika para pengurus cabang dan wilayah yang sudah melakukan registrasi peserta dan menyerahkan daftar nama AHWA menarik rekomendasi sistem pemilihan Rois 'Am, karena sistem pemilihan tersebut belum disepakati oleh muktamirin.
"Kami juga mendengar adanya skenario jahat apabila seluruh peserta, baik PCNU maupun PWNU sudah melebihi 50 plus satu atau 275 PC dan PW, maka ada skenario pemilihan Rois 'Am dan Ketum Tanfidz secara aklamasi, yaitu memilih KH. Mustofa Bisri sebagai Rois 'Am dan Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum. Dan menurut kami cara-cara ini melukai perasaan muktamirin yang datang jauh-jauh dari seluruh pelosok negeri," tandasnya.
Oleh karena itu, Amin menyatakan, Barisan Muda NU mendesak PCNU dan PWNU untuk membentuk sebuah tim penyelamat.
"Tim Penyelamat NU yang terdiri dari PC dan PWNU tanpa melibatkan panitia Muktamar," pungkasnya.(yn)