JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana angkat bicara terkait masih adanya praktik kekerasan atau perpeloncoan pada masa orientasi siswa (MOS) pada tahun ini.
"Ya praktik-praktik MOS yang menjurus pada perpeloncoan itu harus dihentikan. Itu kan sama sekali tidak mendidik, dan tidak ada manfaatnya. Itu peninggalan masa lalu yang memang sengaja membentuk karakter otoriter yang memang compatible dengan sistem politik orde baru pada waktu itu," kata Dadang kepada TeropongSenayan, Kamis (6/8/2015).
Politisi Hanura ini merasa aneh dengan zaman yang sudah cukup maju masih adanya praktik-praktik kekerasan di lingkungan sekolah.
"Jadi aneh kalau cara seperti itu masih dilanjutkan di era reformasi ini. Kemendikbud akan kita dorong untuk tegas menindak perpeloncoan dalam MOS," katanya.
Seharusnya, saran Dadang, MOS itu sendiri bermanfaat untuk mengenalkan siswa pada lingkungan sekolah yang baru.
"Jadi isilah MOS dengan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa. Sekolah itu persemaian anak bangsa, calon para pemimpin, bukan barak militer," ketus Dadang.
Sebelumnya, seorang siswa SMP Flora, Bekasi, bernama Evan Situmorang meninggal dunia. Kabar meninggalnya Evan ramai diperbincangkan di media sosial lantaran usai mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS). (yn)