Oleh Rihad pada hari Kamis, 22 Apr 2021 - 23:02:02 WIB
Bagikan Berita ini :

Mendikbud Minta Kamus Sejarah Ditarik dari Marketplace

tscom_news_photo_1619107624.jpg
Mendikbud Nadiem Makarim (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Mendikbud Nadiem Makarim telah memerintahkan agar kamus sejarah Indonesia yang dijual secara online melalui marketplace maupun online shop untuk segera ditarik.

"Sudah kami minta sekarang untuk segera bisa mencari dan merevisi dan menariknya sebaik mungkin," kata Nadiem usai bertemu dengan Ketua PBNU Said Aqil, Kamis (22/4).

Nadiem menuturkan, Kemendikbud akan menyempurnakan kamus sejarah Indonesia sebelum kembali diedarkan. Kemendikbud membentuk tim yang komprehensif untuk menyaring informasi yang dimuat di buku, khususnya terkait sejarah. "Itu adalah pesan saya kepada tim saya," ujarnya.

Selama menjabat, Nadiem memastikan akan merangkul sumber-sumber terkait penyusunan buku sejarah agar kejadian serupa tak terulang kembali. "Kita pastikan apalagi yang berhubungan dengan isu sensitif seperti sejarah kita, itu harus benar-benar ada panelnya, SDM sejarawannya, organisasi masyarakat terlibat, dan lain-lain," kata Nadiem.

"Jadi itu merupakan sebuah inisiatif baru. Sebenarnya dengan adanya isu ini terbuka, pasti menurut saya quality control di Kemendikbud akan malah meningkat kualitasnya," lanjutnya.

"Ini adalah pembelajaran yang sangat baik. Sehingga kedepannya kita bisa menciptakan dan mempublikasikan buku-buku dengan kualitas yang jauh lebih baik," kata Nadiem.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud), Nadiem Makarim untuk mengevaluasi kinerja Kemendikbud. Pasalnya, pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari tidak tercantum dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.


Menurut Aswandi, Mendikbud sudah membiarkan buku Sejarah Indonesia I tersebut beredar selama dua tahun dilaman website Kemendikbud. Dia memandang kesalahan itu tidak boleh terulang lagi.

"Ya saya meminta Mas Nadiem untuk mengevaluasi kinerja Kemendikbud, termasuk Dirjen yang mengurusi hal itu. Karena, bagaimana pun IPNU sebagai bagian yang tak terpisahkan dari NU sangat tidak terima, sebab pendiri NU hilang dari catatan kamus sejarah Indonesia I, terlepas disengaja ataupun tidak" ujar Aswandi dalam siaran pers yang diterimaRepublika.co.id,Kamis (22/4).

Menurut Aswandi, kamus sejarah Indonesia I memang tidak ditulis di era kepemimpinan Nadiem. Karena itu, dia hanya meminta untuk memperbaiki kinerja Kemendikbud dalam menuliskan buku sejarah Indonesia.

“Maka yang saya minta evaluasi kinerja Kemendikbud, bukan copot Pak Nadiem. Di sisi lain ,Pak Muhajir Effendy selaku menteri sebelum Mas Nadiem juga perlu mengklarifikasi semuanya kepada publik agar tidak ada dugaan-dugaan liar dari berbagai kelompok,” ucapnya.

tag: #kemendikbud  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Berita

Di Akhir Periode Kepengurusan PIA DPR Tetap Jalankan Komitmen Berbagi Pada Sesama

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sebagai bentuk komitmen untuk selalu berbagi berkah, di bulan suci Ramadhan kali ini Persaudaraan Isteri Anggota (PIA) DPR RI tetap menggelar pemberian Paket sembako bagi ...
Berita

Buka Puasa Bersama Komunitas Morgan Sports Club, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Tingkatkan Solidaritas Kebangsaan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Ketua Dewan Pembina komunitas otomotif mobil klasik asal Inggris Morgan Sports Car Club Indonesia (MSCCI) dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ...