JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kurang lebih baru sepekan berada di dalam pemerintahan, namun Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli kerap melontarkan kritikan beberapa program pemerintah yang dianggap tidak realistis.
Menurut Rizal, hal itu merupakan gaya dirinya untuk memberikan shock therapy dan sebagai bentuk pengingat.
"Ini jurus rajawali ngepret namanya," ujar Rizal dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta nasional, Rabu (19/7/2015).
Menurut Rizal, sudah saatnya pemerintah bersikap jujur dengan kondisi yang ada saat ini. Dia menilai, dibutuhkan cara yang out of the box untuk membenahi Indonesia.
"Rajawali kan kukunya tajam. Dia biasa terbang di dunia bebas. Dia bawa angin dari luar yang lebih kuat. Ia bawa ke dalam, lalu ia kepret," jelas Rizal mengibaratkan.
Mantan Menko Perekonomian itu mengaku, tidak akan membatasi diri meski sudah mendapat teguran. Setiap kritikan yang dilontarkan dia nilai sebagai bagian dari transformasi untuk mengubah Indonesia.
"Enggak, enggak ada urusan ngerem. Cuma bedanya, kalau kita di luar, kita kritis. Tapi kalau di dalam kita kritis untuk mengubah," tukasnya.
Sehari menjadi menteri, Rizal sudah menuai kontroversi. Dia seolah "mengepret" pihak tertentu karena menyebut ada pejabat yang bermain di balik proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
Dia juga mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar Garuda Indonesia menunda pembelian 30 unit pesawat Airbus A350. Rizal beralasan tidak ingin Garuda bangkrut lagi karena membeli pesawat itu dengan menggunakan pinjaman luar negeri senilai 44,5 miliar dolar AS, sementara Airbus A350 hanya cocok untuk penerbangan ke Amerika dan Eropa. Menurut dia, selama ini tingkat isian penumpang Garuda di rute internasional Jakarta-London hanya 30 persen dan hanya akan membuat Garuda merugi.
Selain itu, Rizal pun menyarankan agar mega proyek listrik 35 ribu mega watt dihentikan lantaran tidak rasional.(yn)