JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat Arief Budiman menyebut beberapa pihak yang kemungkinan menjadi aktor timbulnya konflik dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Desember 2015 mendatang.
Pertama, kata Arief, peserta pemilu bisa saja menyumbang potensi sumber konflik.
"Bukan hanya peserta Pemilu tapi penyelengara Pemilu yang tidak bekerja profesional tidak mempuyai integritas juga bisa menjadi sumber konflik," kata Arief saat diskusi dengan tema "Memetakan Potensi Konflik dalam Pilkada Sserentak 2015" di rumah makan Dua Nyonya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/8/2015).
Arief melanjutkan, jika penyelenggara Pemilu bakal diawasi oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP), lain halnya dengan peserta Pemilu yang belum ada badan khusus yang menjadi pengawasnya.
"Kemudian pemilih (konsituen) bisa juga menyumbang konflik walaupun dia tidak menjadi aktor utama," ucapnya.
Aktor selanjutnya yakni Pemeritah. Arief memaparkan, jika pemerintah tidak mencairkan anggaran tepat waktu hal itu juga akan menimbulkan konflik.
"TNI dan Polri jika tidak netral, ini akan menimbulkan konflik," pungkasnya.(yn)