JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Peta politik nasional telah berubah. Hal itu ditegaskan Ketua Fraksi PAN di DPR Mulfachri Harahap saat ditanya tentang alasan sikap partainya yang melompat gabung dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Wakil Ketua Umum DPP PAN tersebut mengatakan, saat ini dikotomi koalisi antar gabungan partai yang terbagi antara KIH dan KMP sudah tidak relevan.
"Pandangan kami, bahwa keberadaan dua koalisi tidak relevan. Keputusan yang diambil sudah tidak diambil dari konfigurasi seperti itu," ujar Mulfachri di gedung Parlemen, kompleks Senayan, Jakarta, Jumat (4/9/2015).
Anggota Komisi III DPR tersebut menjelaskan bahwa langkah PAN bergabung dengan KIH dan menjadi pendukung pemerintah sebagai suatu opsi politik yang lebih maju. Baginya, pilihan bergabung dengan KIH karena didasari pertimbangan untuk membantu pemerintah mengatasi persoalan kebangsaan.
"Ini berangkat dari keprihatinan mendalam dari situasi bangsa. Sungguh tidak ringan, dolar sudah 14 ribu sekian, harga sembako melonjak tinggi, berapa item tak ditemukan di pasar, situasi makin buruk," sebutnya.
Lebih dari itu, Mulfachri mengungkapkan PAN keluar dari KMP dalam rangka melepaskan diri dari situasi kegaduhan akibat tarik menarik kepentingan antar koalisi. Mulfachri meyakini dengan bergabungnya PAN menjadi pendukung pemerintah dapat membantu menciptakan stabilitas politik nasional.
"Apa yang kami lakukan kemarin, dukung pemerintah itu langkah awal dari harapan kami, mari bergabung. Pengalaman ajarkan kita, bangsa ini bisa besar kalau kita tidak bersatu," tandasnya.(yn)