JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengatakan, polemik yang terjadi terkait kehadiran delegasi parlemen Indonesia dalam kampenye pengusaha Donald Trump dilakukan oleh orang-orang yang gagal paham.
"Saya kira ini orang yang gagal paham dan mau melakukan manuver-manuver yang gak perlu dan akan berbalik ke mereka sendiri," kata Zon, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (7/9/2015).
Fadli yang masih berada di Amerika Serikat untuk keperluan dinas itu tidak mengurai makna kata gagal paham itu.
DIa memprediksi, banyak pihak-pihak yang sengaja membesar-besarkan kehadiran delegasi parlemen Indonesia tersebut.
"Jadi ada orang yang berusaha membesar-besarkan ini, padahal masalah yang besar adalah nilai rupiah yang semakin terpuruk, penggangguran semakin banyak, harga sembako yang naik," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta polemik itu dihentikan dan sebaiknya pihak-pihak tersebut mempertanyakan substansi kunjungan delegasi parlemen Indonesia dalam Konferensi Ketua Parlemen Sedunia, di Markas Besar PBB, New York, pada 31 Agustus-2 September lalu itu.
"Ini ada orang yang mengada-ada. Polemik ini gak ada gunanya, kecuali ada orang memanfaatkan, mau melaporkan ke MKD seolah-olah kami hadir saat kampanye Donald Trump sebagai calon presiden," katanya.
Fadli Zon tidak membantah kunjungan ke AS menggunakan uang negara.
"Kami khan pergi ke AS gunakan uang negara untuk menghadiri Konferensi Ketua Perlemen Dunia, tapi semua keuangan itu dikontrol. Kami terima, gak ada yang luar biasa. Kalau ada yang bilang sampai 73 orang, itu fitnah. Hanya 14 orang dan staf," katanya.
Hari ini, sambung dia, delegasi parlemen Indonesia akan ke Los Angeles untuk bertemu dengan masyarakat Indonesia di Amerika Serikat dan pertemuan diaspora.
Selanjutnya akan bertolak ke San Fransisco. Setelah itu ke Washington DC untuk bertemu dengan Ketua Kongres Amerika Serikat, Joe Biden, "Itupun atas biaya sendiri," demikian Fadli. (iy/an)