JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menjadi salah satu nama yang dipersoalkan publik Tanah Air atas kehadirannya di tengah kerumunan orang yang mendengarkan pidato bakal calon presiden dari Partai Republik Amerikan, Donald Trump. Ia datang bersama sejumlah anggota DPR, juga Ketua DPR Setya Novanto.
Fadli membantah dirinya datang untuk mendukung Trump. Ia menjelaskan bahwa acara tersebut bukan kampanye suksesi pemenangan Trump sebagai calon presiden Amerika.
"Jadi sekarang itu seolah-olah diplintir, bahwa itu kampanye, bukan. Kampanye presiden AS belum berlangsung. Untuk penentuan kandidat saja belum. Ini masih seorang individual, seorang pengusaha, bukan sebagai calon presiden," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/8/2015).
Disampaikannya, dia bersama sejumlah anggota DPR sebenarnya bertujuan menghadiri Konferensi Ketua Parlemen Sedunia yang dilaksanakan di markas besar PBB, pada tanggal 31 Agustus hingga 2 September 2015. Ia menyebutkan bahwa yang hadir ke acara tersebut tidak hanya utusan dari Parlemen Indonesia, tapi juga perwakilan 148 negara.
"Ketua DPR sampaikan pendapat atas nama Parlemen Indonesia, begitu juga dalam diskusi panel. Kami lakukan kegiatan bilateral dengan beberapa negara seperti Jepang, Jerman, Kroasia, Finlandia, dan beberapa negara lain," ungkapnya.
Fadli menekankan bahwa dirinya bersama Setnov bertemu dengan Trump semata-mata perjumpaan sebagai kawan lawas. Ia mengatakan bahwa pertemanan dirinya dengan Trump sudah berlangsung cukup lama.
"Bertemu di Plaza Trump. Setelah itu kami diajak turun ke bawah, diajak untuk lihat konferensi pers, dan dilakukan di lobi kantornya. Bukan di hotel atau di lapangan. Kemudian, ternyata sudah ramai dan sambil berdiri, Donald ceritakan apa isinya, kemudian Ketua DPR diperkenalkan, itu saja," jelasnya.(yn)