JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan paket kebijakan untuk mengatasi kondisi perekonomian yang semakin mengkhawatirkan.
Bukannya memberikan dampak positif, paket kebijakan ekonomi tersebut malah membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali terperosok ke Rp 14.300-an pada Kamis (10/9/2015) pagi.
Baca juga :Rupiah Ambruk, PDIP Minta Jokowi Turun dari Jabatan Presiden
Melansir Bloomberg Dollar Index, Kamis (10/9/2015), rupiah pada perdagangan non-delivery forward menurun 61 poin atau 0,43 persen ke Rp 14.323 per USD dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 14.261 per USD. Pada pembukaannya rupiah berada di level Rp 14.280 per USD.
Pagi ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp 14.280-Rp 14.334 per USD. Dalam pergerakan 52 mingguan rupiah masih di kisaran Rp 11.764-Rp 14.352 per USD.
Sementara yahoofinance, NDF Rupiah di pasar global, mencatat Rupiah menguat 9 poin ke Rp 14.250 per USD. Pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.210-Rp 14.267 per USD.
Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, paket kebijakan ekonomi yang diumumkan menjelang Rabu malam gagal memberikan rincian yang spesifik. Sehingga respons positif yang signifikan serta meningkatkan prospek pertumbuhan sepertinya belum akan terlihat.
"Kebijakan moneter BI lebih menyasar stabilitas rupiah bukan pertumbuhan. Dalam jangka pendek rupiah masih berpeluang menguat mengikuti sentimen pelemahan dolar di pasar global walaupun pelemahan tajam harga komoditas akan mencegah penguatan yang signifikan," ujarnya.
Sementara itu, yahoofinance mencatat, Rupiah melemah 127 poin atau 0,89 persen di Rp 14.320 per USD. Sedangkan pagi ini pergerakan rupiah berada di kisaran Rp 14.072-Rp 14.325 per USD.(yn)