JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik Arbi Sanit menyayangkan pihak Istana yang merespon negatif kritik Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli terhadap sejumlah mega proyek yang akan dibuat pemerintah seperti pembangunan listrik 35.000 MW, KA Cepat Jakarta-Bandung, dan pembelian pesawat Garuda.
Menurut Arbi, kritik terhadap mega proyek di masa negara dan rakyat dalam kondisi kesulitan ekonomi harus diperhatikan.
"Kritik tersebut membuktikan kesadaran berbasis akal sehat," kata Arbi kepada TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (13/9/2015).
Dia mengatakan, kritik itu tidak pantas dituduh sebagai sikap tidak sayang rakyat, atau dibela berdasar kebutuhan bangsa sekalipun.
"Sikap anti kritik terhadap mega proyek tersebut sejatinya mengelabui rakyat," tegas Arbi.
Arbi menambahkan, sikap anti kritik tersebut sama halnya seperti rezin Orde Baru yang mengalihkan pikiran realistik menjadi utopia untuk sekedar meraih simpati dan dukungan politik.
"Jadi, kritik seperti yang disampaikan oleh Rizal Ramli sepantasnya didengar oleh penguasa," ucapnya.
Penerimaan terhadap kritik tersebut, jelas Arbi, bukan hanya karena unsur demokrasi tetapi lebih juga lantaran pemerintah yang dalam uji coba, amat mengandalkan program yang berintegritas untuk bisa memelihara eksistensinya.
Rizal Ramli mengkritik keras tiga megaproyek Presiden Joko Widodo yaitu listrik 35.000MW, KA cepat Jakarta-Bandun, dan pembelian 30 unit pesawat air bus untuk Garuda. Menurut Rizal, proyek-proyek tersebut tidak akan tercapai dan akan merugikan negara.
Menangggapi kritis tersebut, staf ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menilai orang seperti Rizal Ramli harus ditertibkan. Sofjan mengatakan, seorang menteri tidak bisa membuat keputusan yang bertentangan dengan Presiden seperti proyek listrik 35.000 MW.(yn)