Berita
Oleh Emka Abdullah pada hari Senin, 28 Sep 2015 - 10:34:47 WIB
Bagikan Berita ini :

Imam Besar Masjid Istiqlal Tanggapi Usulan Kontroversi Denny JA Terkait Haji

66images.jpg
Jemaah haji (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik yang juga direktur eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melontarkan ide kontroversial tentang manajemen pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci yang kerap memakan banyak korban manusia.

Denny mengusulkan agar pemerintah Arab Saudi memikirkan perubahan waktu pelaksanaan haji dari lima hari menjadi lebih panjang lagi, misalnya menjadi 60 hari.

"Ini akan menjadi solusi yang sangat ampuh untuk mengurangi konsentrasi massa di satu titik dan di satu waktu. Niscaya ibadah haji akan dirasakan lebih nyaman dan lebih aman bagi jemaah," tulis Denny melalui laman pribadinya, inspirasi.co.

Menangapi hal ini, imam besar Masjid Istiqlal KH. Ali Mustafa Yaqub mengatakan, syariah ibadah haji seperti waktu pelaksanaan wuquf di Padang Arafah dan melontar jumrah di Mina tidak dapat diubah. Ijma' para ulama dunia juga sudah satu pendapat tentang waktu dan pelaksanaan haji.

"Kalau soal syariah ibadah haji sudah paten, tidak bisa digeser-geser lagi. Apalagi dibuat sampai 60 hari," ujar Ali Mustafa saat dihubungi, Senin (28/9/2015).

Ia mengatakan soal modernisasi bangunan yang menjadi fasilitas ibadah haji boleh saja dilakukan. Akan tetapi waktu dan tempat pelaksanaan ritual haji yang bisa diubah.

"Tidak bisa diubah. Wuquf pun tetap harus dilakukan tanggal 9 Dzulhijah sebagaimana dilakukan para Nabi," paparnya.

Ia menjamin pelaksanaan ibadah haji akan lancar, aman dan nyaman apablila jemaah dan negara-negara yang mengirimkan jemaah haji ke Arab Saudi tertib.

Ali Mustafa mendesak OKI (Organisasi Konferensi Islam) agar meninjau kembali rasio jemaah tiap negara. Jika selama ini 1 orang jamaah yang boleh berangkat tiap 1.000 warga negara, dinaikkan menjadi 1 orang untuk 5.000 warga negara. Dengan demikian, jumlah jamaah akan berkurang.

Di sisi lain, pemerintah Arab Saudi juga diminta lebih profesional melayani jamaah haji yang jumlahnya besar.

"Jadi peningkatan kualitas sarana dan pelayanan dapat dilakukan tanpa harus menyimpang dari syariah," ucap Ali Mustafa.(yn)

tag: #jemaah haji  #haji  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement