Berita
Oleh Yunan Nasution pada hari Sabtu, 03 Okt 2015 - 09:06:12 WIB
Bagikan Berita ini :

Sebelum Bunuh Salim Kancil, Puluhan Warga Diisi Ilmu Kebal oleh Seorang Kiai

41salim-kancil.jpg
Aksi dukungan terhadap aktivis lingkungan di Lumajang, Salim Kancil (Sumber foto : Istimewa)

LUMAJANG (TEROPONGSENAYAN) - Kapolres Lumajang AKBP Fadly Munzir Ismail mengungkapkan, puluhan warga ternyata telah merencanakan berbagai persiapan untuk membunuh aktivis lingkungan di kabupaten Lumajang Salim Kancil.

Bahkan, lanjut Fadly, sebanyak 60 orang warga secara berbarengan dikirim ke Probolinggo untuk diisi ilmu kebal sehari sebelum mengeksekusi Salim Kancil.

“Ke Probolinggo mengisi ilmu kebal, sekitar 60 orang,” ujar Fadly di Kantor Pemkab Lumajang, Jawa Timur, Jumat (2/10/2015).

Fadly juga mengakui bahwa pada Jumat sore (25/9/2015), sehari sebelum peristiwa penganiayaan terjadi, Tosan menyerahkan surat izin ke Polres Lumajang untuk menggelar aksi unjuk rasa anti-tambang. Tetapi surat perizinan akan mengadakan aksi kepada Polres Lumajang itu diketahui oleh pihak protambang yang diduga digerakkan oleh Kepala Desa Selok Awar-awar, Hariyono. Mereka tak terima ada kelompok anti-tambang akan menggelar aksi.

Kemudian Hariyono mengirimkan 60 orang untuk mendapat ilmu kebal kepada seorang kiai di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Tapi sebelumnya pada Jumat malam (25/9/2015), digelar pertemuan di Balai Desa Selok Awar-awar dipimpin Ketua Tim 12, Desir. Di dalam pertemuan itu, kelompok protambang tersebut berencana akan melakukan aksi tandingan bagi petani penolak tambang.

Dijelaskan Fadly, Polres Lumajang sudah tahu terkait rencana itu berdasarkan informasi intel bawahannya. Akhirnya ia mengirim anggota Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkantibnas) untuk menemui pertemuan di Balai Desa Selok Awar-awar yang dipimpin Desir Cs. Tetapi setelah melakukan negosiasi agar Desir Cs mengurungkan niatnya melakukan aksi tandingan, Babinkantibnas pergi. Walau demikian, Desir Cs tak pergi dari Balai Desa.

“Di depan Babinkamtibmas, mereka berjanji tidak melakukan aksi balasan, mereka tetap melaksanakan rapat kecil,” imbuhnya.

Selanjutnya, sekitar pukul 22.30 WIB, sebanyak 60 orang berangkat bersama menuju Probolinggo. Mereka menemui seorang kiai meminta diberi ilmu kebal. Mereka kembali Sabtu (26/9/2015) sekitar pukul 02.00 dini hari. Sebagian dari rombongan itu begadang sampai pagi di Balai Desa.

“Mungkin memang dari 60 orang yang mengisi dirinya dengan tenaga dalam atau ilmu kebal oleh kiai tersebut di Probolinggo tidak semua terlibat. Karena banyak faktor,” ungkap dia.

Pada hari Sabtu pagi (26/9/2015) saat Tosan mempersiapkan aksinya dengan memberikan lembaran pernyataan sikap pada setiap truk tambang pasir yang melintas di depan rumahnya, para tersangka sebagian dari 60 orang tersebut mengeroyoknya dengan sadis.

Kemudian para tersangka itu juga menghabisi nyawa Salim Kancil setelah mengira Tosan yang tergeletak tak berdaya sudah meninggal.(yn/aktualpost)

tag: #salim kancil  #aktivis lingkungan  #lumajang  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement