JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Layaknya sebuah laga hidup-mati, pertandingan final Piala Presiden 2015 antara Persib vs Sriwijaya FC hari Minggu lusa diprediksi bakal berlangsung 'panas'. Termasuk atmosfer di luar stadion atau suasana para suporter.
Panasnya laga ini juga dipicu oleh hubungan suporter Persija Jakarta, The Jak Mania, yang menolak final diadakan di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. The Jak keberatan jika Bobotoh harus berjingkrak-jingkrak di markas kandang kebesaran Macan Kemayoran.
Merespon potensi bentrokan yang begitu besar, aparat kepolisian dengan komando Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian akan menerjunkan puluhan ribu personil untuk mengamankan jalannya laga. Tujuannya mengantisipasi kerusuhan.
Menanggapi hal itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Republik Indonesia era Abdurrahman Wahid, Agum Gumelar hanya geleng-geleng kepala pertanda heran dengan situasi yang mencekam tersebut. Agum mengaku seperti tak habis pikir atas hal itu.
"Sebuah pertandingan sepakbola kok mencekam begitu. Kayak apa aja," kata Agum kepada TeropongSenayan di kantor Lemhanas Jakarta, Jumat (16/10/2015). Dia heran dengan situasi yang sudah seperti diluar nalar orang normal.
"Apa-apaan begitu, olah raga itu harus sportif, menang dan kalah itu soal biasa," ujarnya menambahkan keheranan yang tak bisa dia tutupi.
Mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 ini meminta perseteruan antar suporter The Jakmania dan Bobotoh untuk tidak didramatisir dan panas-panasi. "Semua harus bisa menahan diri dan tidak ikut memanas-manasi kedua suporter," ungkapnya.
Ia meminta agar dunia sepakbola di Tanah Air khususnya para suporter bersikap dewasa dan menjunjung tinggi sportifitas. Karena itu, semua pihak harus saling mengingatkan bahwa pertandingan sepakbola itu harus menjunjung tinggi sportifitas.
"Jangan sampai waktu kita menang, kita saling mengejek. Jangan memprovokasi, jangan rasis, jangan keluar kata-kata negatif. Tolong sampaikan kepada anak buah. "Tunjukan kita bisa menjunjung nilai sportivitas," pesan mantan Gubernur Lemhanas periode 1998 - 1999 itu.(ris)