Berita
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Jumat, 16 Okt 2015 - 22:50:08 WIB
Bagikan Berita ini :

Final Piala Presiden Mencekam, Ini Pesan Agum Gumelar

50IMG_20151015_142501_1445009759917.jpg
Agum Gumelar (Sumber foto : Alfian/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--‎Layaknya sebuah laga hidup-mati, pertandingan final Piala Presiden 2015 antara Persib vs Sriwijaya FC hari Minggu lusa diprediksi bakal berlangsung 'panas'. Termasuk atmosfer di luar stadion atau suasana para suporter.‎

Panasnya laga ini juga dipicu oleh hubungan suporter Persija Jakarta, The Jak Mania, yang menolak final diadakan di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. The Jak keberatan jika‎ Bobotoh harus berjingkrak-jingkrak di markas kandang kebesaran Macan Kemayoran.

Merespon potensi bentrokan yang begitu besar, aparat kepolisian dengan komando Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian‎ akan menerjunkan puluhan ribu personil untuk mengamankan jalannya laga. Tujuannya mengantisipasi kerusuhan.

‎Menanggapi hal itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Republik Indonesia era Abdurrahman Wahid, Agum Gumelar‎ hanya geleng-geleng kepala pertanda heran dengan situasi yang mencekam tersebut. Agum mengaku seperti tak habis pikir atas hal itu.

‎"Sebuah pertandingan sepakbola kok mencekam begitu.‎ Kayak apa aja,‎" kata Agum kepada TeropongSenayan di kantor Lemhanas Jakarta, Jumat (16/10/2015).‎ Dia heran dengan situasi yang sudah seperti diluar nalar orang normal.

‎"Apa-apaan begitu,‎ olah raga itu harus sportif, menang dan kalah itu soal biasa,"‎ ‎ujarnya menambahkan keheranan yang tak bisa dia tutupi.

‎‎Mantan Ketua Umum PSSI ‎periode 1999-2003 ini ‎meminta perseteruan antar suporter The Jakmania dan Bobotoh untuk tidak didramatisir dan panas-panasi.‎ "Semua harus bisa menahan diri dan tidak ikut memanas-manasi kedua suporter," ungkapnya.

‎‎‎Ia‎ meminta agar dunia sepakbola di Tanah Air khususnya para suporter bersikap dewasa dan menjunjung tinggi sportifitas. ‎‎Karena itu, semua pihak harus saling mengingatkan bahwa pertandingan sepakbola itu harus menjunjung tinggi sportifitas.‎

‎"Jangan sampai waktu kita menang, kita saling mengejek. Jangan memprovokasi, jangan rasis, jangan keluar kata-kata negatif. Tolong sampaikan kepada anak buah. "Tunjukan kita bisa menjunjung nilai sportivitas," pesan mantan‎ Gubernur Lemhanas periode 1998 - 1999 itu.(ris)

tag: #agum  #bobotoh  #the jak  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement