Berita
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Selasa, 20 Okt 2015 - 08:33:45 WIB
Bagikan Berita ini :

Ketua Umum PP Muhammadiyah Nilai Hari Santri Timbulkan Sekat-Sekat Sosial

9Muhammadiyah.jpg
Kantor Pusat Muhammadiyah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir mengutarakan alasan pihaknya keberatan dengan penetapan Hari Santri pada 22 Oktober.

PP Muhammadiyah, kata Haedar, dapat memahami dan menghargai komitmen pemerintah yang menetapkan Hari Santri sebagai jawaban janji politik serta memberikan penghormatan terhadap jasa umat Islam dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

"Akan tetapi, dalam pandangan kami penetapan Hari Santri potensial menimbulkan sekat-sekat sosial, melemahkan integrasi nasional, dan membangkitkan kembali sentimen keagamaan lama yang selama ini telah mencair dengan baik," kata dia, Senin (19/10/2015).

Selama ini, lanjut dia, umat Islam -termasuk di dalamnya Muhammadiyah- berusaha meminimalkan bahkan jika mungkin menghilangkan sekat-sekat tersebut karena secara politik dan historis sangat kontra produktif serta bertentangan dengan semangat persatuan bangsa.

"Penetapan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober juga dapat menimbulkan kontroversi, membangkitkan sektarianisme, dan secara historis dapat mengecilkan arti perjuangan umat Islam yang berjuang membentuk dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

PP Muhammadiyah pun berkeberatan dengan penetapan Hari Santri tersebut. Kalaupun pada akhirnya harus menetapkan hari bagi kalangan Islam tertentu sebagai janji politik, ia menyarankan sebaiknya dicarikan nama yang lebih tepat dan bersifat spesifik tanpa mereduksi aspirasi umat Islam secara keseluruhan.(yn)

tag: #hari santri  #muhammadiyah  #jokowi  #nu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement