Berita
Oleh Bara Ilyasa pada hari Selasa, 20 Okt 2015 - 16:32:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Terkait Hari Santri, Hidayat Nur Wahid: Teori Santri dan Abangan Sudah Tak Relevan

14DSC_0162.jpg
Hidayat Nur Wahid (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengajak kepada seluruh umat Islam untuk tak menjadikan Hari Santri yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 22 Oktober menjadi hari dikotomi.

"Hari Santri tidak boleh menjadi hari dikotomi antara santri dengan lainnya. Tapi dimana negara mengapresiasi hari peran santri yang juga mendorong nonsantri untuk membela kedaulatan negara," ujar Hidayat Nur Wahid kepada TeropongSenayan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Politisi PKS itu menjelaskan, dikotomi antara santri dengan abangan sudah tidak relevan lagi pada saat ini.

"Kan sekarang antara santri dengan abangan sudah tak jadi masalah. Apalagi sekarang santri tidak hanya khas NU, di Muhammadiyah banyak pesantren, Persis banyak pesantren. Jadi, teori abangan dan santri itu sudah tidak relevan lagi," jelasnya.

Hidayat Nur Wahid menambahkan, dengan ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri, pemerintah harus bertanggung jawab menciptakan hari tersebut sebagai momentum kebangkitan bangsa.

"Keppres sudah dibuat, sudah menjadi tanggung jawab pak Jokowi juga untuk mensukseskan Hari Santri, jangan kemudian ditelantarkan. Saya setuju bahwa Hari Santri ini tak dijadikan hari libur, tapi harus jadi hari kerja keras, kegiatan yang produktif," ungkapnya.

Seperti diketahui Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir mengutarakan alasan pihaknya keberatan dengan penetapan Hari Santri pada 22 Oktober.

PP Muhammadiyah, kata Haedar, dapat memahami dan menghargai komitmen pemerintah yang menetapkan Hari Santri sebagai jawaban janji politik serta memberikan penghormatan terhadap jasa umat Islam dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

"Akan tetapi, dalam pandangan kami penetapan Hari Santri potensial menimbulkan sekat-sekat sosial, melemahkan integrasi nasional, dan membangkitkan kembali sentimen keagamaan lama yang selama ini telah mencair dengan baik," kata dia, Senin (19/10/2015). (mnx)

tag: #hari santri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement