JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Perjuangan bangsa menuju proklamasi kemerdekaan tidak semata dilakukan oleh TNI, tetapi melibatkan seluruh komponen bangsa Indonesia termasuk para ulama.
Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat memberikan pidato dalam acara puncak kirab Hari Santri Nasional di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Gatot menekankan adanya peran besar ulama dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sehingga, kata dia, TNI yang lahir pasca kemerdekaan juga lahir atas inisiatif dan bantuan para ulama.
"Setelah merdeka baru TNI lahir. Yang memerdekakan Indonesia bukan (semata) TNI, tapi bapak ibu. Sehingga TNI adalah anak kandung rakyat. Di mana yang melahirkan TNI termasuk juga para ulama," ujar Gatot.
Berpidato di hadapan para santri dan ulama, Gatot menjelaskan ada empat momentum yang penting untuk selalu diingat.
"Empat peristiwa penting yang saling berkaitan dan saling menguatkan yaitu peristiwa tanggal 17 agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Indonesia, 5 Oktober 1945 sebagai hari pembentukan TKR yang saat ini jadi TNI, 22 Oktober sebagai hari yang dicetuskan sebagai resolusi jihad NU, dan 10 november pecahnya perang di Surabaya yang kita dengar sebagai hari pahlawan," ungkapnya.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) itu menerangkan, kedatangan dirinya bersama pasukan TNI dari berbagai unsur ke acara Hari Santri tiada lain ingin menunjukkan betapa pentingnya menghargai sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Saya datang dengan pasukan khusus, ada Kopassus, Marinir, ada Paskhas, ada Kostrad, ada Armed," sebutnya.
Seperti diketahui, sejumlah santri melakukan kirab untuk menyambut penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Mereka melakukan kirab di mulai dari Tugu Pahlawan Surabaya yang diakhiri di Tugu Proklamasi Jakarta. Acara tersebut juga dilaksanakan dalam rangka memperingati sejarah resolusi jihad Nahdhatul Ulama.(yn)