JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Saling bantah masih terus terjadi dalam tubuh Partai Golkar. Kali ini giliran Bambang Soesatyo (kubu Munas Bali) yang menuding Priyo Budi Santoso (kubu Munas Ancol) gagal paham alias keliru.
"Priyo gagal paham karena menganggap SK Mekumham lebih sakti dan kuat daripada Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (incracht van gewisjde)," ujar Bambang Soesatyo di Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Dihubungi TeropongSenayan, Bamsoet (panggilan Bambang Soesatyo) mengungkapkan hal itu menanggapi pernyataan Priyo yang mengatakan kepengurusan DPP Golkar munas Ancol sah selama Menkumham belum mencabut SK DPP Golkar Ancol.
Bamsoet mengatakan sebenarnya enggan menanggapi pernyataan kubu Agung Laksono atau munas Ancol itu. Termasuk keinginan menggelar munas guna konsolidasi Partai Golkar menjelang Pemilu 2019.
"Menurut saya pernyataan kubu Ancol itu tidak perlu ditanggapi. Ya namanya juga usaha. Dulu mereka teriak-teriak dan ngotot Munas Riau sudah ke laut. Sekarang mereka ngotot yang sah Riau. Bagaimana omongan plintat-plintut seperti itu ditanggapi," ucap Bamsoet.
Bamsoet yang juga anggota Komisi III DPR ini mengangap keinginan kubu munas Ancol agar dilakukan Munas kembali pasca putusan Mahkamah Agung (MA) dinilai sebagai usaha agar bisa masuk dalam kepengurusan hasil Munas Bali.
"Saya menangkap kesan, mengapa mereka mendesak munas lagi wong munasnya sudah selesai di Bali? Itu karena berharap ada peluang atau pintu masuk untuk menjadi pengurus," papar Bamsoet, anggota DPR dari Dapil Jateng VII ini.
Padahal, ujar Bamsoet, kalau minta baik-baik pasti pihak kubu munas Bali siap mengakomodir sesuai kesepakatan. Sebab memang sudah ada perjanjian yang menang mengakomodir yang kalah, yang kalah mendukung yang menang.
Bamsoet menegaskan pihaknya akan menampung kubu munas Ancol. "Saya pastikan juga bahwa kami tidak akan mengusik kubu Ancol di DPR. Kita akan rangkul bersatu kembali memperkuat Golkar di parlemen untuk kepentingan negara," tegasnya.(ris)