JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kegeraman terhadap kinerja DPR disuarakan oleh berbagai kalangan, termasuk para pelukis.
Dalam pameran seni lukis bertema "Rendering Regime" yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, seorang pelukis bernama Hardi menyampaikan kritikannya terhadap DPR dengan membuat enam lukisan dengan ilustrasi gambar babi dan tikus.
Pelukis Hardi mengekspresikan dengan warna-warna yang menarik. Di salah satu hasil karya Hardi, terdapat gambar orang berwajah babi dan tikus yang dengan memegang kantong uang bertuliskan "Konspirasi Rp 11,2 Triliun", "Dana Aspirasi Rp 20 Miliar, dan "Ganyang Koruptor".
"Kan seniman itu paling akhir kalau sudah seniman ikut demo dan melukis kritik itu berarti kesabarannya sudah habis. Tapi fokus kritikan kita selama ini kepada DPR dan DPRD," kata Hardi kepada TeropongSenayan di TIM, Jakarta Pusat, Minggu (25/10/2015).
Hardi pun mengungkapkan, tiga fungsi DPR yakni penganggaran, pengawasan, dan legislasi justru dijadikan lahan untuk mengeruk keuntungan kelompok dan pribadi.
"Legislatif itu kan yang merancang anggaran, malah dikorupsi sendiri. Itu yang harus kita lawan. Mereka vokal, kita harus juga vokal," tandasnya.
Selain itu, ia juga mendesak agar DPR bisa duduk bersama dengan para seniman dalam merancang RUU Kebudayaan yang dianggap selama ini belum mewakili.
"Tidak disosialisasikan dengan seniman jadi sampai sekarang terkatung-katung (RUU Kebudayaan) karena mendefinisikan kebudayaan terlalu lebar dan luas, kemudian masuk laut," jelasnya.(yn)