JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Lemahnya diplomasi pemerintahan Jokowi-Jk kembali diuji. Sebuah dokumen online yang dipublikasikan oleh Michael Buehler di asiapacific.anu.edu.au dengan judul Waiting in the White House lobby menunjukan diplomasi pemerintahan Jokowi-Jk masih membutuhkan jasa konsultan dari Singapura dalam bertemu Presiden Amerika, Obama.
Dalam dokumen online tersebut, Jokowi diketahui menggunakan jasa konsultan R&R Partners asal Singapura untuk bertemu dengan Presiden Obama.
“Biayanya 80.000 dollar dibayarkan melalui empat kali pembayaran,” tulis Michael Buehler, Jumat (6/11) waktu setempat.
Masih dalam laman tersebut, uang tersebut antara lain digunakan untuk :
1. Mengatur dan menghadiri pertemuan dengan pembuat kebijakan kunci dan anggota Kongres dan cabang eksekutif termasuk Departemen Luar Negeri.
2. Mencoba untuk mengamankan kesempatan untuk bergabung dengan Kongres selama kunjungan Presiden Indonesia Widodo ke AS.
3. Mengidentifikasi dan bekerja dengan orang-orang yang berpengaruh, media, organisasi publik dan swasta dan afiliasinya di AS untuk mendukung kerja Presiden Widodo.
Kunjungan berpolemik
Sejak awal, kunjungan Jokowi ke AS memang penuh hujatan. Pasalnya, Jokowi pergi meninggalkan tanah air dikala kabut asap sedang tebal-tebalnya.
Tak hanya itu, polemik pun ramai dibicarakan oleh netizen, kedatangan Presiden dengan slogan Jokowi adalah kita itu tidak semegah penyambutan presiden lainnya di Amerika Serikat.
Kunjungan itu ditanggapi Obama dengan memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia dalam menanggulangi asap.
“Dari pihak AS saya bicara dengan Dubes AS, sudah ada komitmen untuk membantu Indonesia senilai 2,7 juta dolar Amerika. Bentuk bantuannya adalah yang diperlukan oleh Indonesia,” kata Menlu Retno di Washington DC, Senin (26/10) waktu setempat.
(Icl)