Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Rabu, 11 Nov 2015 - 00:43:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Mahfud MD: Pendiri HMI Tak Mau Jadi Pahlawan Nasional

93HMI-demo.jpg
Aksi Demonstrasi HMI (Sumber foto : Istimewa)

YOGYAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Akhir-akhir ini sejumlah pihak mengusulkan agar salah satu tokoh nasional yang juga pendiri organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lafran Pane diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Hal itu disampaikan ‎mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD‎ dalam sebuah acara Seminar Nasional bertajuk 'Jejak Hayat dan Pemikiran Lafran Pane', di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Selasa (10/11/2015). ‎

Namun, kata Mahfud, dengan sosok Lafran Pane yang rendah hati dan tidak 'suka' diangkat-angkat, Lafran Pane tidak (bakal) mau.

Menurutnya, andaikan Lafran Pane masih hidup, ia yakin beliau sendiri tidak akan mau diangkat menjadi pahlawan nasional.‎

“Saya yakin Pak Lafran Pane tidak mau jadi pahlawan nasional, semua tahu, Lafran sepanjang hidupnya sama sekali tidak tertarik diangkat-angkat, dia sosok yang sangat rendah hati,” ujar Mahfud dalam keterangannya kepada TeropongSenayan,‎ Selasa (10/11/2015).

Ketua umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ini menyatakan, kitalah yang seharusnya perlu membalas pengabdian Lafran Pane dengan mendorongnya menjadi pahlawan nasional.

"Indonesia ini bisa utuh hingga sekarang, salah satunya karena semangat keindonesiaan-keislaman yang dirintis setelah kemerdekaan Indonesia oleh Lafran Pane, dan semangat itu hidup hingga sekarang," ungkapnya.‎

Sekilas Tentang Lafran Pane‎
Lafran Pane lahir 5 Februari 1922 di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Ia adik dari dua sejarawan dan sastrawan terkenal di Indonesia, yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane. Setelah Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Lafran Pane bergabung dengan Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), salah satu organisasi mahasiswa pertama di Yogyakarta ketika itu.

Pada 5 Februari 1947, disebuah ruang kelas, Lafran Pane bersama teman-temannya mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam dengan dua tujuan utama; mempertahankan Negara Republik Indonesia, dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, serta menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Amanat terakhir yang diembannya adalah sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Dalam bukunya ”Sang Pelintas Batas”, intelektual Djohan Effendi mengaku pernah diminta datang oleh Lafran Pane ke hotel tempat Lafran Pane menginap, ”Lafran Pane sebagai orang Yogya bingung, gajinya sebagai anggota DPA terlalu besar baginya, mau diapakan uang ini”, tulis Djohan. banyak kisah kesederhanaan Prof Lafran Pane.

Almarhum Nurcholish Madjid atau Cak Nur menuliskan bahwa HMI yang dirintis oleh Lafran Pane sejak 1946 mengatasi jurang pemisah antara mahasiswa ‘agama’ dan mahasiswa ‘umum’.

Mayoritas mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) berasal dari madrasah-madrasah dan pesantren-pesantren, sehingga mereka mengetahui banyak hal tentang masalah keagamaan. Sedangkan mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM), kebanyakan mahasiswanya berasal dari sekolah umum dan pada umumnya pengetahuan mereka tentang agama juga kurang. HMI kemudian menjadi pohon yang uratnya menghujam ke bumi dan cabang-cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya setiap waktu dengan izin Tuhan.‎ (mnx)

tag: #pahlawan-nasional  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement