JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Tiga badan intelijen Inggris langsung bergerak usai teror bom di Paris, Perancis dengan merekrut 1.900 pegawai tambahan untuk membantu memerangi ancaman kelompok milisi ISIS.
Rencana perekrutan ribuan orang tersebut dimungkinkan lantaran pemerintah Inggris memutuskan untuk meningkatkan pendanaan pegawai badan intelijen MI5, MI6, dan GCHQ, sebesar 15%.
“Ini adalah pergulatan generasi yang menuntut penyediaan sumber daya manusia lebih banyak untuk memerangi mereka yang ingin menghancurkan kita dan nilai-nilai kita,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron seperti dilansir BBC.
Selain untuk badan intelijen, penambahan dana juga akan diberikan untuk keamanan penerbangan.
Dana tersebut bakal digunakan untuk membayar sejumlah pakar untuk memantau keamanan bandara di negara-negara yang banyak dikunjungi warga Inggris.
Berkaitan dengan tragedi di Paris, Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May mengatakan, aparat Inggris turut membantu pihak keamanan Prancis dan Belgia untuk mengindentifikasi dan memburu para pelaku.
Ketika ditanya apakah ada milisi ISIS yang bersembunyi di antara para imigran di Inggris, dia mengatakan pemerintah Inggris menerima warga yang rentan dari kamp-kamp pengungsian Suriah. Pemeriksaan ketat juga diberlakukan.
Dalam rangkaian serangan di Paris, salah seorang korban tewas adalah Nick Alexander asal Inggris yang saat itu sedang menjual merchandise di konser Eagles of Death Metal di gedung konser Bataclan.(yn)