JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Praktek berdemokrasi menjadi pilar penting bagi Partai Golkar. Bahkan, meski suasana menjelang perebutan Ketua Umum semakin memanas namun masih tetap berada dalam jalur demokrasi yang senantiasa menjadi warna Golkar.

"Golkar tempat demokrasi terus bersemi. Demokrasi senantiasa mewarnai perjalanan kami (keluarga besar Golkar-red)," ujar Nurdin Halid, Ketua DPP Partai Golkar saat berbincang dengan TeropongSenayan di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (10/11/2014).

Nurdin mengungkapkan berkat memegang teguh azas demokrasi ini pula, Golkar senantiasa mendapat kepercayaan besar dari rakyat setiap Pemilu. Ini semua menjadi modal penting bagi Golkar untuk ikut mewarnai dan selalu terlibat dalam tahapan proses berdemokrasi di Indonesia.

Landasan demokrasi ini pula yang membuat Golkar membuka peluang dan memberikan kesempatan kepada setiap kadernya untuk maju menjadi Ketua Umum. "Tentu mereka itu harus memiliki kapasitas, loyalitas, dedikasi, prestasi serta visi dan misi untuk memimpin partai ini," ujar Nurdin Halid.

Perlakuan yang sama, karena tidak ada larangan, juga diberikan kepada Aburizal Bakrie jika ingin maju lagi menjadi Ketua Umum. "Siapapun boleh asal mendapat dukungan dari pengurus-pengurus daerah serta dipilih dalam forum Musyawarah Nasional (Munas)," papar Nurdin Halid.

Nurdin menjamin proses dan tahapan pemilihan Ketua Umum tetap sesuai konstitusi partai (AD/ART) serta berlangsung secara demokratis. "Saya menjamin itu. Tidak ada jegal menjegal maupun praktek yang bertentangan dengan konstitusi partai," tegas Nurdin.

Pada kesempatan itu Nurdin mengungkapkan saat ini sedang berlangsung Konsultasi Nasional Partai Golkar yang membahas isu-isu strategis untuk menjadi materi Rapimnas pada 17-20 November 2014 di Yogyakarta. Salah satunya penetapan waktu Munas, forum tertinggi partai antara lain untuk memilih Ketua Umum baru.(ris)