Berita
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Selasa, 09 Feb 2016 - 15:44:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Keluhan Jokowi: Dulu Pemerintah Tekan Pers, Sekarang Sebaliknya

9jokowi2.jpeg
Presiden Joko Widodo (Sumber foto : Istimewa)

LOMBOK (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pers membangun sikap optimisme publik dengan menyajikan informasi yang bisa menggugah masyarakat untuk membangun.

Ia mengemukakan hal itu dalam sambutan saat menghadiri puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (9/2/2016).

"Bagaimana agar pers bisa ikut bangun optimisme publik. Bangun etos kerja masyarakat. Bangun produktivitas," kata Jokowi.

Ia meminta agar media tidak menciptakan pesimisme dan tidak terjebak pada berita sensasional, apalagi dengan meminta pendapat pengamat yang malah membikin pesimistis bertambah.

Pada pidato tanpa teks itu, Presiden memberikan sejumlah contoh judul di media massa yang bisa membangun pesimisme publik.

Sejumlah judul itu, kata dia, antara lain "Indonesia Diprediksi Hancur", "Pemerintah Gagal", "Kabut Asap Tak Teratasi, Riau Terancam Merdeka", "Indonesia Akan Bangkrut", dan "Jokowi-JK akan Ambruk".

"Kalau judul-judul itu diterus-teruskan di era kompetisi sekarang ini, yang muncul adalah pesimisme. Yang muncul etos kerja tak baik. Yang muncul tidak produktif," ucap dia menegaskan.

Orang nomor satu di Tanah Air itu meyakini judul-judul semacam itu hanya asumsi, namun sangat mempengaruhi.

Dia mengatakan jika judul-judul berita bernada pesimisme muncul terus menerus maka akan menumbuhkan ketidakpercayaan investor.

Investasi, katanya, akan mengalir, namun kalau tidak ada kepercayaan, maka tidak akan ada investasi, modal, dan aliran uang yang masuk.

"Kepercayaan yang bisa bangun adalah media dan pers," katanya.

Jokowi juga menyinggung media internet yang sering mengabaikan kode etik dan mengejar kecepatan berita sehingga tidak akurat, tidak berimbang dan mencampuraduk antara fakta dan opini.

Dia menilai pers sekarang ini juga mengalami tekanan, kendati bentuknya berbeda dengan era sebelumnya.

"Kalau dulu tekanan pers dari pemerintah, sekarang terbalik. Pers menekan pemerintah. Tapi, yang menekan media sekarang adalah industri pers karena persaingan. Pers ditekan lingkungan sendiri. Inilah yang harus dihindari bersama," ujarnya.

Peringatan HPN 2016 di Lombok dihadiri sejumlah menteri antara lain Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.(yn)

tag: #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement