JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) Firman Soebagyo mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan DPR terlalu banyak membuat undang-undang. Pernyataan Jokowi itu disampaikan di depan umum.
Menurut Firman, seharusnya Presiden Jokowi menyampaikan secara kelembagaan karena penyusunan UU merupakan kesepakatan antara pemerintah dan DPR RI.
"Presiden sebaiknya berkomunikasi dengan DPR secara baik. Jangan hanya mendengarkan pembisiknya. Karena banyak LSM. Lebih baik secara kelembagaan presiden konsultasi. Ini hak lembaga negara. Semua UU melalui Prolegnas disepakati. Jangan 'teriak teriak'," ujar Firman saat dihubungi, Kamis (31/3/2016).
Lanjut politikus Partai Golkar itu, dalam Prolegnas 2016 saat ini ada 40 UU yang akan dibahas. Sementara, 30 UU masih menunggu.
Menurut Firman, Prolegnas 2016 sudah disepakati pemerintah.
Untuk itu, ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk tidak mundur dalam pembahasan UU.
Ia menambahkan, dengan sikap mundurnya Presiden Joko Widodo sama saja membuat citra DPR RI buruk seperti lempar batu sembunyi tangan.
"Presiden jangan bikin teka-teki masyarakat. UU itu disepakati antara DPR dan wakil pemerintah. Presiden sadar gak. Kalau gak sadar bahaya presiden. Tidak boleh lempar batu sembunyi tangan. Seolah pencitraan DPR buruk, pemerintah baik," tegasnya.
Seperti diketahui saat menghadiri dialog publik di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (30/3/2016), Presiden Jokowi meminta DPR jangan banyak-banyak membuat UU. Apalagi sampai menyentuh angka 40-50 dalam satu tahun. Walaupun, ia mengaku tahu mengapa wakil rakyat senangnya banyak.(yn)