JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid berpandangan, teror bom yang terjadi di sekitar areal parkir Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi ada beberapa kemungkinan.
"Pertama, saya pikir bom itu bukan untuk melukai dan membunuh jamaah masjid atau jamaah yang umroh. Tapi untuk bahan negosiasi politik dengan Kerajaan Saudi Arabia (KSA)," kata Sodik saat dihubungi TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (05/07/2016).
Selain itu, lanjut dia, aksi teror bom tersebut juga kemungkinan sebagai alat tawar kelompok tertentu terhadap kebijakan pemerintah Saudi Arabia di kawasan timur tengah.
"Walau untuk tujuan tersebut kita prihatin kalau keamanan masjid Nabawi dan keamanan jamaah dijadikan alat untuk nego dengan KSA misal KSA harus cabut dari perang di Irak, Suriah dan Yaman," ujar dia.
Kedua, lanjut dia, aksi teror bom tersebut kemungkinan untuk memancing KSA terlibat perang lebih lama sehingga semakin menggoyahkan perekonomian negara itu.
Menyikapi hal tersebut, anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra ini berharap KSA lebih maksimal dalam menjaga keamanannya terutama di tempat-tempat suci.
"Saya harap KSA bisa menyelesaikan dengan biijak dan efektif dan semua negara muslim harus membantu KSA dalam nego tersebut demi keamanan tanah suci. Apapun yang terjadi KSA harus melipatgandakan keamanannya di tanah suci terutama di sekitar dua masjid," pungkas dia.(yn)
