JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi I DPR RI Zainudin Amali mempertanyakan keseriusan Pemerintah Malaysia dalam kerja sama patroli di perbatasan. Pertanyaan itu menyusul insiden penculikan dua WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah, Malaysia.
"(Kami) mempertayakan komitmen Malaysia menjaga perairan dalam patroli bersama. Tidak boleh sekadar ide, harus berjalan," kata Zainudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Ketua DPP Partai Golkar ini juga mengungkapkan apa yang telah disampaikan oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Pemerintah Filipina mengizinkan militer Indonesia dan Malaysia memasuki perairan negaranya untuk mengejar kelompok militan Abu Sayyaf. Amali menilai hal ini harus dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk menerjunkan langsung aparat guna membebaskan dua WNI yang kembali di sandra oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Ini harus manfaatkan betul. Jangan sampai kita terus menerus menebus warga kita yang disandra, kita harus bertindak cepat. Yang terpenting utamakan keselamatan sandera," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan mendapat informasi bahwa dua warga negara Indonesia (WNI) yang diculik di Perairan Sabah, Malaysia saat ini berada di wilayah Sulu, Filipina.
"Di Sulu. Jadi satu hari sesudah penculikan saya sudah menerima informasi dari kolega saya di Filipina bahwa mereka dibawa ke Sulu," ujar Retno. (plt)