JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Isu penarikan uang secara massal (rush money) pada 25 November 2016 ternyata membuat semua pihak khawatir. Salah satunya Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargyo.
Haru berharap informasi yang beredar di media sosial soal rush money tidak benar. BRI pun meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh isu itu.
"Mudah-mudahan ajakan itu tidak benar," kata Haru di Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Ia menuturkan, kondisi industri perbankan saat ini cukup baik, di mana pada BRI sendiri kondisi likuiditas atau dana tersedia pun terjaga.
Dia juga memastikan sekalipun penarikan dana tunai secara masif itu terjadi, BRI telah memiliki kecukupan cadangan likuiditas sehingga dampak dari aksi itu tidak akan mengganggu BRI.
"Sebagai bank, kita sudah memiliki sistem, jika sewaktu-waktu ada penarikan dana tunai yang besar. Ada cadangan likuiditas baik di bank, uang tunai, maupun cadangan di Bank Indonesia," kata dia.
Sepanjang tahun ini hingga akhir September 2016, dana masyarakat, dalam Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI sebesar Rp665,5 triliun. Sementara, kondisi likuiditas BRI terlihat dari rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) yang terjaga pada 90,7 persen.(yn)