JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyouno menegaskan, pihaknya tidak ada pikiran sekalipun untuk masuk dalam reshuffle Jilid-IV yang kini tengah mencuat jelang tahun baru 2017 mendatang. Partai Gerindra memilih konsisten sebagai oposisi yang kritis.
Menurutnya, ideologi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat bertolak belakang dengan ideologi dan manifesto Partai Gerindra. Pemerintahan Jokowi dinilai tidak berdaulat secara ekonomi dengan memenuhi syarat dari investor asing.
"Misalnya investor Cina yang berinvestasi di Indonesia yang memberi syarat dengan memperkerjakan warga negaranya dengan segala macam jenis pekerjaan hingga tukang batu dan tukang angkut," kata Arief kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (28/12/2016).
Lebih jauh, Arief melihat, pemerintahan Jokowi-JK tinggal menyisakan waktu satu tahun untuk mengefektifkan seluruh program-programnya. Diluar itu, kata dia, tahun 2018 sudah memasuki tahun politik untuk semua parpol menyiapkan mesin partainya guna memenangi Pilpres 2019 mendatang.
"Parpol sudah mulai tancap gas mesin politiknya dan capres sudah bermunculan ini bisa jadi efek buruk bagi parpol dan capres darri parpol yang masuk ke pemerintahan Jokowi-JK," jelas Arief memberikan alasan.
Selain itu, 2017 dinilai situasi perekonomian masih belum stabil. "Karena tahun 2017 ancaman krisis ekonomi akan bisa terjadi di Indonesia karena dampak gejolak ekonomi dunia. Dimana Cina mulai menarik dananya dari luar negeri artinya Cina masuk fase batuk pilek," tambahya.(ris)