JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Insiden gebrak meja mewarnai detik-detik pengetukan palu pengesahan program legislasi 2015 dalam rapat paripurna DPR RI, Senin (9/2/2015). William Wandik, anggota Fraksi Partai Demokrat dari Papua berdiri dan menggebrak meja saat pimpinan rapat Fadli Zon meminta persetujuan akhir kepada anggora DPR.
"Sudah belasan tahun pemerintah pusat hanya janji-janji saja soal otus plus ini. Sewaktu Pak Jokowi kampanye di sana itu sudah bagus sekali, tapi kenapa otsus plus di sini tak masuk prioritas?" kata William dengan nada keras di ruang rapat paripurna DPRRI, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (9/2/2015).
Kendati demikian, Fadli Zon tetap mengetukkan palu tanda prolegnas 2015 telah disahkan DPR. Wakil Ketua DPR tersebut mengungkapkan bahwa prolegnas 2015 sifatnya mendesak supaya segera di selesaikan DPR. "Tentunya semua yang dibahas di DPR ada limit waktunya," ujar Fadli.
Mendengar tanggapan pimpinan rapat paripurna seperti itu, William langsung melakukan walk out dan meninggalkan ruangan sidang. Di luar ruang sidang, kepada para wartawan Ia mengungkapkan alasan dan kekesalannya terhadap jalannya rapat sehingga dia memilih tidak ikut mengambil keputusan tersebut.
"Kalau disetujui kan selama ini (Papua) punya otsus tapi kewenangan terbatas. Pemerintah daerah tak bisa bergantung ke pemerintah pusat saja untuk mensejahterakan masyarakat. Pemerintah Daerah Papua dalam rangka pengelolaan natural resources dan pemerintahan selama ini (membutuhkan UU Otsus Papua Plus-red)," Ungkap William.(ris)