JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik dari UNJ, Ubedillah Badrun mengaku prihatin dengan situasi dan kondisi perpolitikan tanah air saat ini.
"Situasi dan kondisi kebangsaan kita saat ini telah mengalami semacam erosi kompetensi budaya keragaman dan erosi semangat inklusivitas menghargai keragaman budaya, baik dari segi etnisitas, pemikiran, dan penghargaan terhadap keragaman agama (multikulturalisme)," ujar Ubed di Jakarta, Sabtu (04/08/2017).
Tak hanya itu, lanjut dia, realitas meningginya tensi sosial, potensi konflik sosial, konflik politik meningkat begitu tinggi dalam kehidupan masyarakat kita sebagai sebuah bangsa (nation).
"Radikalisme dan intoleransi antar masyarakat atas dasar suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), sungguh sangat merusak kebhinekaan (multikulturalisme) kita, disaat yang sama indikator represifitas juga mulai memiliki semacam tafsir regulasi," tandas dia.
Dengan mencermati perkembangan atas fakta yang terjadi pada situasi dan kondisi bangsa dan negara saat ini, maka kami Forum Komunikasi Program studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi (Forkom Pendsosant) Se-Indonesia yang terdiri dari seluruh pimpinan dan dosen program studi pendidikan sosiologi dan antropologi se-indonesia yang memiliki ribuan mahasiswa telah mengadakan pertemuan nasional (Temu Nasional) pada momentum bulan kemerdekaan ini di Universitas Negeri Manado (UNIMA) pada 3 4 Agustus 2017, menyatakan sikap:
(1) Mengecam segala sikap dan tindakan yang mengakibatkan konflik sosial, radikalisme, dan intoleransi di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI);
(2) Mendorong seluruh warga bangsa untuk bersama–sama menguatkan sikap dan tindakan menghargai kebhinekaan (multikulturalisme) yang dapat meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa;
(3) Mendorong seluruh pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan untuk memasukan semangat dan agenda menghargai kebhinekaan (multikulturalisme), mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, baik melalui mata pelajaran, melalui mata kuliah atau melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pusat kebudayaan serta pembelajaran masyarakat.
(4) Program studi pendidikan sosiologi dan antropologi se-Indonesia siap mengagendakan, memuat, melaksanakan dan meningkatkan pembelajaran yang menghargai keragaman (multikulturalisme) di seluruh kampus anggota forum komunikasi program studi pendidikan sosiologi dan antropologi se-Indonesia.
Demikian pernyataan sikap ini dibuat secara sadar demi keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Manado, 3 Agustus 2017
Kami yang menyatakan sikap:
Forum Komunikasi Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi (Forkom Pendsosant) se-IndonesiaAnggota:
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Universitas Negeri Semarang (UNNES) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA)Universitas Negeri Malang (UM)Universitas Muhammadiyah Makassar (UNMUH Makassar)Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSA)Universitas Negeri Medan (UNIMED)Universitas Negeri Padang (UNP)Universitas Tanjungpura Pontianak (UNTAN)Universitas Lambung Mangkurat (ULM)Universitas Hamzanwadi Lombok, NTBUniversitas Negeri Manado (UNIMA)STKIP PGRI Sumatera Barat. (icl)