JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Meski sudah beberapa hari Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan operasi pasar, namun harga beras di pasaran belum juga turun.
"Mestinya, Bulog jangan lakukan operasi pasar itu di pasar-pasar besar seperti pasar induk. Karena yang menikmati tetap saja pedagang besar," kata anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo kepada TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (1/3/2015).
Firman menduga pedagang-pedagang besar yang nakal itu merupakan bagian dari mata rantai mafia beras. "Komoditi pangan seperti beras ini sangat strategis, mudah sekali dimainkan. Target dari mafia beras inikan agar pemerintah membuka kembali impor beras," ungkapnya.
Impor pangan ini, kata Firman lagi, untungnya sangat besar. Karena itu mafia beras akan terus menekan pemerintah.
"Kejadian ini akan berulang terus, seperti 2013 lalu. Biasa menjelang Ramadhan akan ada lagi pangan yang langka, seperti kedelai. Lalu disusul daging dan gula," terang anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Firman yang juga wakil ketua Badan Legislasi DPR mendorong agar pemerintah segera membentuk lembaga pangan berdasarkan UU 18/22 untuk mengatasi masalah ini.
"Kalau Bulog kan, bentuknya Perum, jadi masih mencari untung. Nah, badan baru ini tidak boleh mencari untung," ucap dia lagi.
Dengan adanya lembaga baru itu, lanjutnya, maka ada tanggung jawab negara dalam penyediaan pangan murah. Apalagi komoditi pangan ini sangat strategis. "Lihat saja, saat ini pemerintah sudah memberi subsidi untuk raskin, nah itu kemana saja larinya. Jangan-jangan tidak tepat sasaran," imbuhnya seraya mempertanyakan. (yn)