Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Senin, 02 Mar 2015 - 22:54:11 WIB
Bagikan Berita ini :

Reses, Misbakhun Dapat Keluhan Warga di Dapilnya Soal Harga Beras

16Misbhakun (sahlan).jpg
Misbhakun (kedua, kanan) saat menjaring aspirasi di daerah pemilihannya ketika masa reses DPR (Sumber foto : Sahlan Ake/Teropong/Senayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Kenaikkan harga beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, tidak hanya menjadi beban masyarakat Ibukota Jakarta, namun juga dirasakan sejumlah daerah Indonesia.

Hal ini lah yang dirasakan anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun saat pulang ke daerah pilihannya (Dapil) Jawa Timur II yang meliputi Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Pasuruan.

Misbakhun menduga kenaikkan harga beras ini disebabkan ulah importir yang ingin mengambil untung mengimpor beras. Kondisi itu disayangkan karena sebulan lagi akan terjadi panen raya.

"Jangan-jangan ini permainan orang yang ingin mengimpor beras padahal stok nasional masih cukup," kata Misbakhun di Pasuruan, Senin (2/3/2015).

Anggota Komisi XI ini mengaku, untuk mengatasi persoalan kenaikkan beras ini dirinya sudah bertemu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla beberapa hari lalu. Menurut dia, Wapres sudah melakukan inspeksi dan ternyata stok untuk beras dalam negeri sangat cukup.

"Ada orang yang mau memainkan harga (beras), dan ini kasusnya sama seperti harga bawang merah dan cabai," ujarnya.

Wasekjen Partai Golkar ini menegaskan, pemerintah jangan sampai mengimpor beras sebelum panen raya berlangsung. Hal itu, menurut dia akan merugikan petani karena harga gabah di tingkat bawah pasti akan anjlok dan petani rugi.

"Jangan sampai impor sampai panen datang dan apabila kurang pangan maka baru impor namun impor adalah pilihan terakhir. Saya minta jangan korbankan komoditas penting seperti beras," pintanya.

Dia mendorong operasi pasar yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) harus dimaksimalkan untuk menekan harga beras yang terus naik. Namun, terang Misbhakun jangan sampai beras banyak tetapi harganya tetap tinggi.

"Saya juga tidak ingin beras dari operasi pasar tidak layak makan sehingga hal itu harus diperhatikan," tutur dia.

DPR RI, ungkap Misbhakun, telah menyetujui pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebesar Rp 3 triliun untuk menstabilkan harga pasar.

Dalam agenda reses itu, Misbakhun mengunjungi 16 titik di wilayah Kota Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo dari 1-7 Maret 2015. Misbakhun mengunjungi jaringan masyarakat, jaringan pendukung, dan struktur Partai Golkar di wilayah tersebut.(yn)

tag: #Beras Naik  #Harga Beras  #Misbhakun  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement