JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengusulkan dilakukan rapat gabungan antara Komisi I dan Komisi III DPR membahas polemik senjata impor yang dipesan Polri.
Langkah itu dilakukan, terang Jazuli, agar publik mengetahui secara pasti soal informasi impor senjata tersebut. Hal ini mengingat, masing-masing pimpinan lembaga TNI dan Polri memberikan keterangan yang berbeda.
"Kami mengusulkan kalau boleh ada rapat gabungan. Ternyata ada senjata yang datang dari luar negeri. Kaget juga kita. Ini yang dimaksud yang mana lagi. Karena penjelasan Menhan sama penjelasannya Menkopolhukam itu semuanya dari pindad. Emangnya dari Pindad muter dulu ke luar baru balik lagi?," kata Jazuli di ruang Fraksi PKS Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2017).
Anggota Komisi I DPR ini berharap polemik 280 pucuk senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang dipesan Polri bisa cepat terselesaikan. Bagaimana pun, penahanan senjata SAGL di gudang Bandara Soekarno-Hatta oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI pasti memunyai alasan yang kuat.
"Yang paling penting bagaimana menyelesaikan semua itu," tutupnya.
Diketahui, senjata SAGL datang ke Indonesia diangkut pesawat asal Ukraina. Senjata tersebut diimpor PT Mustika Duta Mas yang akan didistribusikan ke Brimob. Belakangan, pada Jumat (29/9/2017), senjata tersebut ditahan BAIS TNI.(yn)