SOLO (TEROPONGSENAYAN) - Harga cabai di Kota Solo, Jawa Tengah terus mengalami kenaikan seiring dengan makin tingginya intensitas hujan di wilayah Soloraya.
"Kalau yang paling tinggi naiknya cabai rawit," kata salah satu pedagang Pasar Ledoksari, Jebres, Solo, Sumanti di Solo, Selasa (26/12/2017).
Ia mengatakan jika sebelum Natal harga cabai rawit sekitar Rp41.000/kg, saat ini naik menjadi Rp54.000/kg. Mengenai kenaikan tersebut, ia tidak tahu pasti penyebabnya.
"Mungkin karena kena hujan, soalnya kalau cabai kan kena hujan sedikit langsung gampang busuk," katanya.
Pedagang lain, Yuni Lestari, mengatakan harga cabai rawit terus mengalami kenaikan sejak mulai tingginya intensitas hujan.
"Dari mulai belasan ribu sampai sekarang lebih dari Rp50.000/kg. Naiknya tidak langsung tetapi bertahap," katanya.
Dengan adanya kenaikan harga tersebut, ia yang biasanya berjualan hingga 50 kg/hari saat ini hanya sekitar 30 kg/hari.
"Karena harganya tinggi jadi saya tidak mampu ambil terlalu banyak, sedikit saja agar tidak perlu menyimpan lama," katanya.
Sebelumnya, Deputi Kepala BI Surakarta Bidang Advisori dan Pengembangan Ekonomi Daerah Taufik Amrozy memprediksi pada bulan ini inflasi Kota Solo sekitar 0,45 persen.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, ada kenaikan pada prediksi inflasi akhir tahun ini. Berdasarkan data, dikatakannya, inflasi Kota Solo pada bulan Desember 2016 di level 0,35 persen.
"Kenaikan inflasi ini perkiraan kami banyak dipengaruhi oleh kelompok makanan, beberapa yang mengalami kenaikan di antaranya cabai rawit dan beras. Kelompok lain yang juga memberikan dampak pada kenaikan inflasi ini yaitu bahan bakar elpiji," katanya.
Ia mengatakan untuk mengendalikan kenaikan harga beras dan elpiji, pada minggu lalu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo menggelar pasar murah.
"Kalau kenaikan beras dan elpiji lebih banyak dipengaruhi oleh naiknya volume konsumsi oleh masyarakat, sedangkan cabai rawit lebih karena cuaca," katanya. (Ant/icl)