JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Wacana Jokowi akan merebut posisi Ketua Umum PDI Perjuangan dari tangan Megawati Soekarnoputri memanaskan wacana kongres. Wacana itu juga telah memanaskan hubungan mulai dari Mega-Jokowi hingga PDIP-Jokowi.
Namun demikian, Peneliti Centre Strategic and International Studies, Arya Fernandes, memprediksi Megawati masih akan memimpin partai berlambang kepala banteng itu.
"Berdasarkan sensus kami pada pimpinan PDI P di daerah pada 2015 ini, Megawati akan kembali terpilih saat Kongres PDI P 9 April di Bali mendatang," kata Fernandes dalam acara Publikasi Hasil Sensus Parpol 2015 di Kantor CSIS, Jalan Tanah Abang III, Jakarta, Rabu.
Dalam sensus tersebut, CSIS mengatakan telah mewawancarai pimpinan DPC PDIP di seluruh provinsi. Artinya hasil yang menyebut Megawati sebagai calon terkuat adalah subjektivitas dari internal partai itu sendiri.
"Dari 467 DPC yang berhasil diinterview CSIS, 320 DPC (68,5 persen) masih menyebut nama Megawati sebagai calon ketua umum periode 2015-2019," ujarnya.
Jika bicara suksesi kepemimpnan, lanjut dia, kendati Megawati masih menjadi calon terkuat, dukungan terhadap presiden kelima indonesia itu tidak mencapai 100 persen sehingga masih jauh dari kesimpulan aklamasi.
"Sebab ada sekitar 147 DPC atau 31,5 persennya tidak lagi menyebut Megawati sebagai calon ketua umum," ucapnya.
Dia menambahkan fakta ini cukup mengagetkan karena dalam Rapimnas PDI P di Semarang tahun 2014 ada keinginan untuk menetapkan kembali Megawati sebagai ketua umum secara aklamasi atau tanpa pemilihan.
"Keberanian untuk tidak ikut suara aklamasi perlu diapresiasi. Jokowi disebut secara terbuka oleh 76 DPC (16,3 persen), Puan Maharani disebut oleh 25 DPC (5,4 persen), Ganjar Pranowo 14 DPC (3 persen), Pramono Anung 11 DPC (2,4 persen)," katanya.
Kendati demikian, kata dia, perlu dipahami angka tersebut hanya dukungan awal saja karena tidak ada satupun kandidat yang melakukan manuver politik untuk mendapatkan dukungan.
Hal tersebut diakibatkan memang sejak awal kongres sudah diarahkan untuk kembali menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
"Jika kompetisi dibuka dan manuver diperkenankan maka konstelasi ini sangat mungkin berubah walaupun peluang Megawati tetap yang paling besar," ujarnya.
Dalam sensus ini, CSIS bertanya langsung kepada seluruh pimpinan DPC dan DPD di 34 provinsi dan 514 kabupaten kota di Indonesia.
Namun pada akhirnya, dari 500 peneliti yang dilatih CSIS, hanya berhasil mewawancarai Ketua PDI Perjuangan di 28 provinsi dan 467 kabupaten/kota. Adapun sensus ini dilakukan pada 16-19 Februari 2015.(iy/an)