Berita
Oleh M Anwar pada hari Selasa, 13 Feb 2018 - 12:15:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Kepala BNPT Ajak Kalangan Kampus Aktif Cegah Radikalisme

28911470044869.jpg
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius. (Sumber foto : dok istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Saat ini dinilai tidak ada satu wilayah pun yang steril dari risiko terpengaruh paham radikalisme, termasuk kalangan mahasiswa. Hal tersebut tidak terlepas dari pesatnya teknologi informasi yang sada saat ini.

"Sekarang dengan kemampuan teknologi informasi digital itu jadi sangat cepat dan sengat sulit memonitor. Kalau dahulu kita gampang melihat secara fisik, tapi sekarang kalau orang diam dan yang dibukanya konten-konten semacam itu (radikal-red) bagaimana? Kita juga mesti aktif,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.

Hal itu dipaparkan Suhardi usai usai memberikan kuliah umum mengenai Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Serta Pencegahan Radikalime kepada hampir sebanyak 3.000 mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), di Gedung Sabuga ITB, Bandung, Sabtu 10 Februari 2018.

Oleh karena itu, Suhardi meminta peran serta dosen, sesama teman di lingkungan pendidikan untuk sama-sama bisa mencegah hal itu agar tidak terjadi di lingkungan kampus.

“Tadi saya kasih penjelasan mengenai tahapan-tahapan untuk menjadi radikal agar mereka bisa menidentifikasi ‘oh temen saya ini (terpapar paham radikal-red)’ lalu menginformasikan, jangan salah jalan dan saling mengingatkan. Mereka masa depan indonesia,” tutur mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri ini.

Dia menjelaskan, tujuannya memberikan kuliah umum kepada mahasiwa ITB untuk menambah wawasan mahasiswa dan, mengenal, mengidentifikasi khususnya masalah radikalisme di lingkungan pendidikan. Dalam kuliah umum itu, Suhardi memaparkan juga tentang kebangsaan.

“Kenapa saya bahas masalah kebangsaan lalu saya bahas radikalisme. Karena itu mempunyai korelasi yang sangat kuat. Kita harus dapat mempertanggungjawabkan dan harus tetap ada NKRI yang lahir sebelum kemerdekaan. Karena mahasiswa ini adalah masa depan bangsa Indonesia,” tutur mantan Kabareskrim Polri ini

Dia mengatakan, di tengah era globalisasi yang sangat luar biasa ini dan di tengah perubahan nilai-nilai yang sangat luar biasa, bangsa ini masih bertumpu kepada generasi muda Indonesia.

Menurut dia, dari para mahasiswa inilah yang akan memimpin, memiliki dan membangun negeri ini pada 10-20 tahun mendatang.

Dia juga sangat menyayangkan ketika orang-orang yang masih muda memiliki idealisme tinggi, namun katika sudah diberikan amanah ternyata mulai tidak komitmen dengan idealismenya.

“Idealismenya sudah surut. Artinya kita tantang itu, pertahankan idealisme itu. Bangsa ini dibangun karena idealisme. Salah satu pendiri bangsa ini lulusan ITB, namanya Ir Soekarno,” tuturnya.

Para generasi muda, menurut dia, sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia. Usia para mahasiswa berada pada masa penuh dinamika sehingga harus dinikmati dengan sebaik-baiknya namun harus mampu berakselerasi dengan kehidupan di masa depan.

Dia menjelaskan pada tahun 2017 lalu BNPT mendapatkan jatah dari Menpan RB sebanyak 60 CPNS. Lalu yang mendaftar sebanyak 15.000 orang yang semua berpendidikan sarjana.

“Di satu sisi saya bangga dan senang. Tapi di sisi lain ada kesedihan di hati saya, yang 14 ribu sekian orang ini mau kemana? Itu baru BNPT, belum kementeraian lainnya,” ujarnya. (aim)

tag: #bnpt  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement