JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pemilihan gubernur Sumatera Selatan tinggal menghitung hari, tepatnya 109 hari lagi. Ada empat pasangan Cagub dan Wagub yang sudah terdaftar di KPU Sumsel. Mereka adalah Herman Deru-Mawardi Yahya, Ishak Mekki-Yudha Pratomo, SaefudinAswar-Rivai Irwansyah dan Dodi Reza-Alex Giri Ramanda N Kiemas.
Pengamat politik Veri Muhlis memberikan analisanya soal Pilgub Sumsel. Menurutnya, gelaran Pilkada di Sumsel memang menarik diperhatikan mengingat pesertanya adalah figur-figur ternama dan memiliki jabatan penting sekarang atau sebelumnya.
Tak bisa dibantah, kata Veri, ada juga beberapa figur yang mendadak berpasangan.
“Tentu pasangan dadakan ini akan sulit mendongkrak popularitas apalagi elektabilitas,” kata Veri saat dikonfirmasi, Jumat (9/3/2018)
Veri Muhlis menjelaskan, secara teori agak sulit bagi tiga bakal pasangan calon yang ada untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas dari Herman Deru-Mawardi Yahya.
Ia menilai, selain masih kuatnya strong supporter Herman Deru di Pilkada lima tahun lalu, pergerakan kampanye Herman Deru dan Mawardi Yahya juga cukup elegan.
"Berat buat Dodi Reza untuk mengejar elektabilitas Herman Deru. Deru berhasil meyakinkan publik bahwa satu dasawarsa kepeimpinan Alex Noerdin sudah cukup. Kini saat yang tepat baginya menggantikan Alex dan memperbaharui semua kegagalan, kelemahan dan kekurangannya,” ungkapnya.
Veri menambahkan, sisa waktu 100 hari tidak mungkin bisa mengubah keadaan jika yang dilakukan masih kampanye konvensional, apalagi saat yang sama sebagian besar pemilih sudah memutuskan pilihannya. Dengan adanya 4 pasangan calon, sesungguhnya yang diuntungkan adalah pasangan yang dominan.
“Strategi memasang 4 pasangan calon di Sumsel ini sesungguhnya sangat menguntungkan Herman Deru - Mawardi Yahya. Apalagi setiap paslon punya pemilih fanatik, praktis yang diperebutkan tinggal swing voters. Kalau head to head mungkin alur ceritanya akan beda,” jelasnya.
Veri menepis asumsi, 100 hari sisa waktu yang ada akan terjadi pertarungan maraton. Menurutnya, dimana-mana maraton itu lari jarak jauh, artinya waktunya panjang, dua tahun atau satu tahu sebelum pencoblosan sudah bergerak kampanye. Itu maraton namanya dan yang melakukan ini akan punya peluang menang yang besar.
“Lha kalau bergerak setelah diputuskan KPU apa namanya? Sprint? Lari cepat? Pasti ngos-ngosan ngejar yang sudah lama kampanye. Saya kira Herman Deru dan Aswari Riva’i melakukan maraton ini,” pungkasnya.(yn)