JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Arcandra Tahar mengaku tengah bernegosiasi dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Sonatrach Oil asal Aljazair untuk menjajaki kemungkinan impor LPG.
"Ini sedang negosiasi langsung, karena tidak ada pihak ketiga maka kami harapkan bisa dapat harga spesial," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Arcandra menjelaskan, nantinya bentuk kerja sama tersebut akan langsung dengan PT Pertamina melalui skema 'business to business' (b to b), sedangkan pemerintah berperan membantu melancarkan negosiasi tersebut.
Pada penjajakan sebelumnya ditemukan harga LPG senilai USD 1 per MMBTU di Aljazair, namun harga tersebut untuk pemenuhan masyarakat domestik di Aljazair, bukan harga yang dilempar ke pasar internasional.
"Mereka punya pipa untuk mengalirkan gas dari Aljazair ke Spanyol. Itu 10 persen dari crude oil atau minyak mentah. Artinya USD 6 per MMBTU biayanya, jadi USD 1 untuk ekspor itu tidak mungkin," ucap Arcandra.
Namun demikian, jika seandainya perusahaan migas nasional bisa mendapatkan kontrak yang harganya lebih murah dari harga gas dalam negeri, maka pemerintah mempersilakan Pertamina untuk tetap impor.
"Infrastruktur silakan dibangun dan plain gate di bawah dari 14,5 persen dari aturan yang ada. Silakan impor jika harganya lebih murah," ujarnya.(yn/ant)