JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pengamat politik Arbi Sanit tak hanya geram dengan penyebutan petugas partai yang ditujukan kepada Presiden Jokowi. Arbi juga menilai TNI juga tak rela atau tak setuju karena merendahkan Kepala Negara.
Arbi mengungkapkan peristiwa pembaretan Presiden Jokowi oleh TNI hari Kamis (17/4/2015) sebagai reaksi berbagai upaya yang merendahkan Presiden Jokowi, termasuk penyebutan sebagai petugas partai.
"Pembaretan itu mengukuhkan Presiden Jokowi sebagai warga kehormatan pasukan khusus TNI. Ini bukti bahwa kalian tidak boleh bertindak semaunya," ujar Arbi Sanit di Jakarta, dalam sms yang diterima TeropongSenayan, Sabtu (18/4/2015).
Pernyataan Arbi itu merupakan potongan kalimat dalam pesan singkat (sms) yang dia kirimkan kepada politisi senior PDIP Pramono Anung. TeropongSenayan mendapat copy sms Arbi yang bernada geram itu.
Berikut ini isi sms selengkapnya : "Sdr Pramono Anung yth, angin "pejabat negara petugas partai" yg ditabur Kongres PDIP, mulai dibalas dg menuaikan badai oleh TNI, tatkala mengangkat Presiden Jokowi sbg warga kehormatan pasukan Khusus TNI. Ini bukti bahwa kalian tdk boleh bertindak semaunya. Kekuasaan pertai spy dijaga keseimbangannya thd kekuatan negara-bangsa lainnya. Buatlah argumen politik dg dalih yg komprehensif."
Seperti diketahui, kemarin Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kepala Staf TNI AD, AL dan AU melakukan pembaretan terhadap Presiden Jokowi. Acara berlangsung dalam upacara militer di markas besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Pada kesempatan tersebut Jenderal Moeldoko menegaskan bahwa seluruh prajurit TNI mendukung kepemimpinan Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan lima tahun ke depan. Apalagi Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI.(ris)