JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komsi X DPR RI Anang Hermansyah berharap, kepala daerahterpilih padaPilkada serentak 27 Juni 2018 lalu memiliki visi dalam penguatan pendidikan. Data BPS tahun 2015, sebanyak 10.985 desa yang belum memiliki bangunan Sekolah Dasar (SD).
Data potret pendidikan Indonesia tahun 2016 terungkap sebanyak 76 persen bangunan SD rusak dengan rincian 65,2 persen rusak ringan-sedang, dan 10,94 persen rusak berat. Artinya dari total bangunan SD se-Indonesia yang tidak rusak hanya 23,85 persen yang kondisinya baik.
Belum lagi, ujar Anang, soal pengelolaan pendidikan yang disebar kewenangannya mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota.
"Secara normatif memang telah dibagi dengan baik, namun dalam prakteknya tentu tidak mudah. Kewenangan pemda dalam penguatan pendidikan diharapkan dikonkretkan dengan kebijakan daerah yang berpihak pada kemajuan pendidikan," kata Anang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/7/2018).
Selain itu Anang beranggapan, visi Presiden terkait pembangunan Indonesia dari timur harus diperluas cakupannya dengan menyasar pembangunan SDM. Artinya, penguatan pendidikan di wilayah luar Jawa atau Indoneaia timur harus dikonkretkan, mulai pembangunan infrastruktur pendidikan termasuk penyabaran tenaga pendidik yang berkualitas.
Di sisi lain, Politisi PAN ini mengapresiasi sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang cukup bagus diterapkan. Selain ada semangat pemerataan kualitas pendidikan, juga mendekatkan anak didik dengan sekolah.
Implikasinya dari sisi transportasi anak sekolah tentu akan lebih murah, jarak yang ditempuh yang tidak jauh tentu akan berpengaruh pada sisi fisik anak didik.
Meskipun demikian, Anang menilai persoalan infrastruktur sekolah baik dari sisi sarana dan prasarana masih menjadi soal. Sebaran tenaga pendidik juga menjadi soal yang krusial. Akibatnya, pemerataan fasilitas dan kualitas pendidikan masih ada gap yang cukup dalam.
"Tidak perlu jauh-jauh, komparasi kondisi itu antara Jakarta dengan kota-kota penyangga di sekitar Jakarta terjadi perbedaan yang cukup signifikan. Apalagi situasinya antara Jawa dan luar Jawa," tutupnya.(yn)