JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menilai kegiatanDzikir Kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini Rabu (1/8/2018) bukan untuk mengadu domba hasil keputusan Ijtima Ulama yang merekomendasikan Prabowo sebagai Capres 2019.
"Sepanjang kegiatannya tidak ada peryataan poltiik, tidak. Bahkan menjadi lucu kalau forum ijtima ulama tapi out put-nya bukan fatwa yang sehat tapi keputusan politik. Kalau kegiatan itu nasehat memilih calon pemimpin yang lebih kriteria Islam itu tidak menyebut orang itu nasehat atau fatwa," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Menurut Arsul, yang tidak boleh adalah forum agama mengeluarkan keputusan politik.Bahwa, ulama ini menyatakan tidak mendukung Jokowi sebagai Presiden. Keputusan tersebut yang tidak boleh.
"Nah, ini saya kira partai politik teman-teman politisi bijak, sehingga tidak memberikan kesan pada umat Islam bahwa ulama ini lagi diadu domba, ini seharusnya yang harus di hindari," kata Arsul.
Jika ada ulama yang tidak mendukung Jokowi, kata Arsul, itu haknya ulama tersebut. Asalkan, jangan mengklaim bahwa ulama se-Indonesia tidak mendukung Jokowi.
"Bahwa ulama ada yang tidak mendukung Jokowi ya itu haknya ulama yang bersangkutan, tapi jangan bilang bahwa tidak ada ulama yang tidak mendukung Jokowi. Kalau kita tanya mayoritas alim ulama NU itu pasti mendukung Jokowi," sembuf Arsul.
Diketahui, sebanyak 1.000 ulama dari Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) akan menggelar Dzikir Kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini, Rabu (1/8/2018).
Dzikir yang diikuti ulama dan habaib dari berbagai daerah di Indonesia ini dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-73.
Sekretaris Jenderal MDHW, Hery Haryanto Azumi mengatakan, majelis hubbul wathon berarti majelis yang cinta terhadap tanah air.
Melalui acara dzikir kebangsaan ini, MHDW ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memperkokoh rasa cinta tanah air.
Menurut dia, dzikir kebangsaan ini merupakan yang kedua kalinya setelah digelar tahun lalu. Kali ini, MDHW akan mengangkat tema "Amanah pemimpinnya, makmur rakyatnya, berkah negerinya".
"Besok kita akan mengundang 1.000 ulama kiai dan habaib dari Aceh sampai Papua," ujar Hery saat konferensi pers di Kantor MDHW, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018). (Alf)